Badung, Bali (ANTARA) – Kantor Imigrasi Ngurah Rai telah membentuk unit cyber imigrasi yang didedikasikan untuk melacak dan mengidentifikasi potensi pelanggaran imigrasi oleh warga negara asing (WNA). “Pengawasan terhadap orang asing harus dilakukan secara proaktif,” kata Kepala Kantor Imigrasi Ngurah Rai Suhendra di Badung, Bali, Kamis. Menurut Suhendra, tugas utama unit cyber imigrasi adalah mencari dan menganalisis data serta mengumpulkan informasi terkait aktivitas orang asing melalui media elektronik dan media sosial. Unit cyber juga bertugas memantau perilaku orang asing yang tindakannya berpotensi memicu kerusuhan. Unit ini juga akan menyusun laporan rutin tentang pelaksanaan tugas yang melibatkan pengawasan imigrasi dan tindakan. Dia menjelaskan bahwa pembentukan unit cyber mencerminkan kebutuhan untuk menyesuaikan kemajuan teknologi dengan strategi pengawasan inovatif untuk memantau warga negara asing di Pulau Dewata. Dia berharap kinerja petugas lebih optimal dan responsif dalam menindaklanjuti pelanggaran yang dilakukan oleh orang asing. “Petugas imigrasi harus mampu mendeteksi potensi pelanggaran yang dilakukan oleh orang asing melalui pengawasan di media sosial dan media berita,” tegasnya. Meskipun baru dibentuk, unit cyber telah mengungkap empat kasus penyalahgunaan izin tinggal imigrasi, dan deportasi sedang dilakukan segera. Sementara itu, 159 warga negara asing dideportasi dari Januari hingga Oktober 2024, sementara 209 lainnya ditahan. Statistik deportasi menunjukkan Nigeria memimpin daftar dengan 37 kasus, diikuti oleh Rusia dengan 29, China dengan 19, Amerika Serikat dengan 17, dan baik Australia maupun Uganda sama-sama dengan 13 kasus, terutama karena overstaying visa dan melanggar regulasi perundang-undangan. Selama periode ini, Imigrasi Ngurah Rai menangani 11,7 juta pelancong, di antaranya 5,36 juta adalah warga negara asing. Statistik kunjungan internasional menunjukkan Australia memimpin dengan 1,3 juta pelancong, jauh mengungguli negara lain. Setelah Australia, India menempati posisi kedua dengan 460 ribu pengunjung, diikuti oleh China dengan 404 ribu, Inggris dengan 257 ribu, dan Korea Selatan dengan 247 ribu. Daftar ini dilanjutkan dengan Prancis dengan 240 ribu, Amerika Serikat dengan 226 ribu, Malaysia dengan 211 ribu, Jerman dengan 184 ribu, dan Singapura menutup 10 besar dengan 171 ribu pengunjung. Berita terkait: Pemerintah berkomitmen menjadikan Bali sebagai pusat pariwisata Indonesia Berita terkait: Pemerintah pusat akan memilih lokasi Bandara Bali Utara: gubernur Translator: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna, Cindy Frishanti Octavi Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono Hak cipta © ANTARA 2024