Ibas Tegaskan Peran Strategis Penyiaran dalam Membentuk Masa Depan Bangsa

Selasa, 18 November 2025 – 03:14 WIB

Jakarta, VIVA – Wakil Ketua MPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono, atau yang dikenal dengan Ibas, menekankan pentingnya memperkuat Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Menurutnya, KPI harus menjadi benteng yang menjaga kualitas ruang publik di tengah banjirnya informasi digital.

Hal ini dia sampaikan dalam audiensi dengan KPI pada Senin, 17 November 2025, di Ruang Rapat Fraksi Partai Demokrat DPR RI.

Ibas menyampaikan apresiasi kepada KPI yang telah menjalin silaturahmi dengan DPR. Dia bilang, ini menunjukkan bahwa KPI bukan cuma regulator yang mengawasi, tapi juga lembaga yang terbuka untuk dialog, kolaborasi, dan perbaikan terus-menerus.

Ibas menegaskan bahwa dunia penyiaran punya peran yang sangat strategis dalam membentuk karakter, pola pikir, dan masa depan bangsa.

“Penyiaran bukan cuma industri. Ia adalah cermin peradaban. Kalau cerminnya jernih, bangsa bisa lihat arah jalannya. Kalau cerminnya buram, kita bisa kehilangan arah,” ujar Ibas dalam keterangannya, Senin itu.

Dia menilai media yang berubah cepat, serta kaburnya batas antara televisi, platform digital, dan konten global, menuntut KPI untuk lebih relevan dan kuat dalam menghadapi tantangan zaman.

Dalam audiensi tersebut, Ibas menyampaikan sepuluh poin untuk penguatan KPI:

  1. Memperkuat independensi KPI, baik secara struktural maupun fungsional.
  2. Menegakkan aturan secara konsisten dan berwibawa.
  3. Mengadopsi transformasi digital secara menyeluruh.
  4. Memperkuat literasi media nasional untuk lawan hoaks.
  5. Menjadikan perlindungan anak sebagai prioritas utama.
  6. Memperkuat indeks kualitas program siaran.
  7. Menjamin transparansi dan efektivitas mekanisme pengaduan masyarakat.
  8. Mendorong konten lokal dan keragaman budaya nasional.
  9. Mengoptimalkan dukungan dana untuk kapasitas kelembagaan.
  10. Memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk pemantauan siaran.

“KPI bukan cuma lembaga biasa. Ia adalah benteng terakhir kita. Kita tidak mau generasi yang lahir dari konten yang tidak baik; kita ingin generasi yang tumbuh dari konten yang cerdas, bermartabat, dan berlandaskan nilai ketuhanan,” tegasnya.

Sementara itu, Komisioner KPI, Aliyah, juga menyampaikan tantangan yang dihadapi, terutama dalam mengawasi konten di era digital yang semakin kompleks dan sulit.

MEMBACA  Mengemban Safari Ramadhan Golkar, Bahlil Menyebut Doa Santri dan Ulama Kunci Keselamatan Bangsa