Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menyatakan bahwa hubungan bilateral antara Indonesia dan Kuwait merupakan momentum penting untuk membahas isu-isu global di forum regional dan multilateral, termasuk dalam bidang ketenagakerjaan.
Dalam sebuah pernyataan yang diterima di sini pada Sabtu, Menteri Fauziyah menyoroti beberapa isu yang dapat diangkat oleh Indonesia bersama Kuwait, termasuk kemerdekaan Palestina, perdamaian dan keamanan, serta pembangunan sosial-ekonomi.
“Untuk mengatasi isu-isu global, dua mekanisme bilateral telah dibentuk di kedua negara, yaitu Komisi Bersama Menteri dan Komisi Perdagangan Bersama di tingkat pejabat senior,” kata Fauziyah dalam rangkaian peringatan Hari Kebangsaan ke-63 dan Hari Pembebasan Negara Kuwait ke-33 di sini pada Jumat.
Sementara itu, dalam bidang ketenagakerjaan, Indonesia dan Kuwait telah merealisasikan nota kesepahaman (MoU) mengenai penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang ditandatangani pada tahun 1996.
Fauziyah menegaskan bahwa saat ini Kuwait menjadi rumah bagi lebih dari 6.100 warga negara Indonesia, di antaranya sekitar 2.850 merupakan pekerja migran Indonesia yang bekerja di sektor minyak, kesehatan, dan hotel.
“Saya berharap bahwa di masa depan, lebih banyak pekerja migran Indonesia yang profesional dan terampil akan bekerja di Kuwait,” ujar menteri tersebut.
Fauziyah menekankan bahwa pengembangan kerja sama antara Indonesia dan Kuwait, khususnya dalam bidang ketenagakerjaan, harus terus dilakukan dengan baik, sehingga penempatan pekerja Indonesia di Kuwait dapat berjalan lancar.
Berita terkait: Kuwait merupakan pasar ekspor potensial bagi Indonesia: Wakil Menteri
Berita terkait: Perusahaan Indonesia menandatangani kontrak dengan Kuwait untuk pemeliharaan listrik
Berita terkait: Sidang Komisi Bersama Indonesia-Kuwait untuk memperkuat kerja sama
Penerjemah: Prisca Triferna Violleta, Katriana
Editor: Azis Kurmala
Hak cipta © ANTARA 2024