Hubungan antara Indonesia dan China dalam dekade terakhir telah saling menguntungkan, menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. “Selama 10 tahun terakhir, kita telah bekerja sama untuk membangun saling menghormati, kerja sama saling menguntungkan, dan menjaga hubungan yang berkelanjutan,” kata dia dalam pertemuan Komisi Bersama untuk Kerja Sama Bilateral (JCBC) ke-5 dengan rekan sejawatnya dari China, Wang Yi, di Beijing pada hari Jumat.
China dianggap sebagai salah satu mitra terpenting Indonesia, dengan nilai akumulasi aliran investasi dari Beijing ke Jakarta melebihi US$37 miliar dalam periode 2014 hingga 2024, kata Marsudi. Meskipun masa pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo akan berakhir pada Oktober 2024, Marsudi menjamin bahwa hubungan antara Indonesia dan China akan tetap terjaga. “Namun tenang, pemerintahan Indonesia berikutnya akan terus membangun hubungan yang kuat dengan China, seperti yang disampaikan langsung oleh Presiden terpilih (Prabowo Subianto) saat kunjungannya ke Beijing beberapa bulan yang lalu,” katanya.
Selama pertemuan, Marsudi berterima kasih kepada Wang atas peran strategisnya dalam memperkuat hubungan kedua negara. “Jadi sekali lagi, terima kasih, dan kita bisa mendiskusikan apa saja area prioritas kerjasama kita dalam beberapa tahun ke depan. Setelah ini, saya akan melaporkan kepada Presiden saya dan juga menyampaikan hasil pertemuan hari ini kepada Presiden terpilih,” katanya.
JCBC Indonesia-China ke-4 diadakan di Jakarta pada 22 Februari 2023. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Marsudi dan Menteri Luar Negeri China, Qin Gang. Dia mengatakan salah satu hal yang disampaikan dalam JCBC ke-4 adalah permintaan untuk mengatasi berbagai hambatan perdagangan.
Berdasarkan data dari Indonesia Investment Promotion Center (IIPC), China adalah mitra investasi terbesar ketiga Indonesia. Pada tahun 2023, investasi China di Indonesia tercatat sebesar US$7,4 miliar, dan dalam kuartal pertama 2024, angkanya mencapai US$1,87 miliar, ditambah investasi dari Hong Kong (US$1,89 miliar).
Salah satu sektor yang ditargetkan oleh investor China di Indonesia adalah transportasi, dengan proyek utama adalah kereta cepat Jakarta-Bandung, yang mencapai kecepatan hingga 350 kilometer per jam. Proyek andalan tersebut sebagian besar didanai oleh China dengan investasi sebesar US$7,3 miliar dan telah melayani lebih dari empat juta penumpang sejak mulai beroperasi pada 17 Oktober 2023.
Dalam sektor perdagangan, China tercatat sebagai mitra perdagangan terbesar Indonesia. Berdasarkan data Bea Cukai China, nilai perdagangan China-Indonesia pada 2023 tercatat sebesar US$139,41 miliar. Selama periode tersebut, ekspor Indonesia ke China mencapai US$74,21 miliar dan impor tercatat sebesar US$65,2 miliar.
Pada kuartal pertama 2024, nilai perdagangan bilateral mencapai US$33,57 miliar, dengan ekspor Indonesia ke China mencapai US$16,94 miliar dan impor US$16,61 miliar.
Studi bahasa Indonesia juga ditawarkan di 25 universitas di seluruh China. Dorongan terbaru dalam hal ini adalah pendirian Rumah Budaya Indonesia di Universitas Studi Asing Tianjin bekerja sama dengan Universitas Brawijaya.
Berita terkait: Indonesia meningkatkan kemitraan minyak, gas dengan perusahaan-perusahaan China
Berita terkait: Marsudi menyerukan China untuk menjaga perdamaian, stabilitas di Indo-Pasifik
Hak cipta © ANTARA 2024