Hati-hati, Risiko Memprioritaskan Dunia Menurut Al-Qur’an dan Hadis

Dunia semakin dikejar maka akan semakin membuat seseorang tidak puas terhadapnya. Manusia akan selalu merasa tidak cukup puas dengan apa yang dimilikinya, sehingga membuatnya rakus dan tamak. Islam menegaskan bahwa terlalu tamak terhadap dunia dan memprioritaskan dunia adalah hal yang harus diwaspadai dan dihindari. Al-Qur’an juga menyebutkan bahwa dunia adalah fitnah bagi manusia. Karena itu, jangan tertipu pada gemerlapnya yang semu.

Dalam kitab Majaalihus Shaalihiin karya Syaikh Aish Al Qoni, disebutkan dalam sebuah hadis bahwa dunia itu terlaknat, semua yang ada di dalamnya adalah terlaknat. Kecuali yang selalu zikir dan berzikir kepada Allah Ta’ala, yang selalu mendekat kepada Allah Ta’ala, dan orang yang senantiasa mencari ilmu.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menegaskan bahwa seandainya di sisi Allah dunia sama dengan sayap nyamuk, niscaya orang tertutup imannya dan kafir tidak akan mendapat satu teguk air pun darinya.

Dari hadits tersebut, kita mengetahui bahwa sifat asli kebanyakan manusia adalah tamak terhadap harta dan dunia. Dan hanya orang-orang yang diberikan rahmat oleh Allah sajalah yang bisa selamat darinya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga menjelaskan di dalam Al-Quran bahwa harta benda itu merupakan fitnah atau cobaan untuk segenap manusia. Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.”

Tertarik dengan kemewahan dunia merupakan perkara yang manusiawi dan sejalan dengan fitrah. Hal itu tidak tercela selama hasrat duniawi masih di atas rel syariat. Yakni memilikinya dengan cara yang halal dan tidak meninggalkan hukum syariat.

Yang salah adalah sikap lebih mengutamakan dunia dibanding akhirat, dan inilah kiranya yang menjadi target celaan dalam hadits di atas. Tidak heran jika Rasulullah Salallahu ‘Alaihi wa Salam sangat mengkhawatirkan kita saat dunia terhampar di hadapan kita.

MEMBACA  Suara Gemetar Anies dan Mata Berkaca-kaca Saat Menceritakan Hubungannya dengan Warga Kampung Bayam

Para ulama menjelaskan bahwa tujuan Allah menjadikan harta sebagai fitnah dan cobaan bagi manusia adalah untuk mengetahui siapa di antara hamba-hambaNya yang taat dan siapa yang ingkar serta cenderung mengikuti hawa nafsunya terhadap dunia. Dan tentu saja, Allah akan memberikan balasan pahala dan kenikmatan surga kelak di hari kiamat kepada hamba-hambaNya yang selamat dari fitnah dunia. Sebagaimana Allah akan memberikan siksaan neraka kepada mereka yang lebih memilih dunia daripada akhiratnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Barangsiapa yang menginginkan kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami akan memberikan pembalasan perbuatan mereka di dunia ini dan mereka tidak akan dirugikan di dalamnya. Mereka itulah orang-orang yang tidak mendapat bagian di akhirat kecuali neraka dan lenyaplah yang mereka kerjakan di dunia, dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.”