Kepolisian Polda Jawa Barat membentuk tim gabungan untuk menyelidiki kecelakaan beruntun yang terjadi di Tol Cipularang KM 92, Kabupaten Purwakarta. Kecelakaan tersebut melibatkan 17 kendaraan dan menewaskan satu anak serta melukai 29 orang lainnya. Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Jules Abraham Abast, menyampaikan bahwa tim polisi telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) menggunakan metode Traffic Accident Analysis (TAA) untuk mengetahui penyebab kecelakaan. Hasil olah TKP menunjukkan adanya bekas rem truk trailer dengan jarak 200 meter sebelum titik kejadian. Sopir truk tersebut diduga mengemudikan kendaraannya dengan kecepatan tinggi, dengan persneling truk berada pada posisi lima saat kejadian.
Selain itu, polisi juga menemukan indikator tekanan angin rem truk berada di posisi ketiga pada dashboard mobil. Sopir truk diduga melakukan pengereman saat melewati tikungan curam, namun fungsi rem gagal dilakukan sehingga truk menabrak belasan kendaraan lainnya. Polisi juga melakukan ramp check kendaraan truk penyebab kecelakaan beruntun tersebut.
Ini adalah upaya kepolisian untuk mengungkap penyebab kecelakaan dan memastikan keamanan jalan tol untuk para pengguna jalan. Semua informasi terkait hasil olah TKP dan ramp check kendaraan truk telah disampaikan kepada publik melalui konferensi pers yang dilakukan oleh Kabid Humas Polda Jabar. Semua langkah investigasi yang dilakukan oleh tim kepolisian bertujuan untuk mencegah terulangnya kecelakaan serupa di masa mendatang.
Para pengguna jalan diimbau untuk selalu mematuhi aturan lalu lintas, mengikuti rambu-rambu dan tanda-tanda keamanan, serta memastikan kendaraan dalam kondisi baik sebelum melaju di jalan tol. Kecelakaan beruntun seperti yang terjadi di Tol Cipularang harus dijadikan pelajaran bagi semua pihak untuk lebih berhati-hati dan memperhatikan keselamatan dalam berkendara.
Demikian informasi terkait hasil olah TKP kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 92 yang disampaikan oleh Polda Jawa Barat. Semoga dengan adanya investigasi ini, kecelakaan serupa dapat dihindari di masa yang akan datang.