Jakarta (ANTARA) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, telah mendesak duta besar negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) untuk mempercepat proses aksesi Indonesia.
“Indonesia bangga menjadi negara pertama di ASEAN yang mengakses OECD,” katanya kepada beberapa duta besar negara OECD di Residen Kedutaan Besar Indonesia di Paris, Prancis, pada Selasa malam.
Dia menekankan bahwa keanggotaan penuh OECD akan mendukung visi Indonesia Emas 2045, terutama dalam meningkatkan daya saing nasional, produktivitas, dan investasi untuk menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
“Prioritas saat ini pemerintah Indonesia adalah meningkatkan daya saing, produktivitas, dan investasi untuk menciptakan lapangan kerja dan mencapai target pertumbuhan 8 persen secara bertahap,” katanya.
Dengan bergabung dengan OECD, tambahnya, Indonesia diharapkan dapat memperluas akses pasar, modal, keterampilan, dan teknologi.
Transformasi struktural di semua bidang diperlukan agar Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi 6 persen hingga 8 persen dalam 20 tahun mendatang untuk keluar dari jebakan kelas menengah.
Pemerintah Indonesia menargetkan menyelesaikan proses aksesi OECD dalam tiga hingga empat tahun mendatang, kata Hartarto.
Selain itu, untuk menjaga momentum dan sinergi program-program pemerintah, aksesi Indonesia ke OECD telah dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029.
Indonesia akan mengajukan draf memorandum awal sebelum Juni 2025 untuk menunjukkan kesiapan mengadopsi Rencana Akses pada Pertemuan Menteri Dewan OECD pada bulan yang sama.
“Indonesia akan mempercepat penyesuaian semua substansi instrumen OECD,” katanya.
Untuk mendukung tahapan aksesi, sekretariat tim nasional OECD telah mengidentifikasi kebutuhan dukungan kapasitas dalam beberapa area penting, proses implementasi komprehensif, dan potensi untuk memperkuat kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan.
Selama pertemuan, Hartarto juga menjabarkan kolaborasi dan dukungan yang dapat diberikan negara-negara OECD dalam proses aksesi Indonesia.
Dukungan yang dibutuhkan oleh Indonesia meliputi peningkatan kesadaran dan kapasitas melalui seminar atau lokakarya, bantuan teknis dan penyediaan tim ahli di kementerian/lembaga, dan dukungan dalam penempatan perwakilan Indonesia di Sekretariat OECD.
“Memperkuat hubungan antara Indonesia, negara-negara anggota OECD, dan Sekretariat OECD di Paris sangat penting dalam strategi untuk mempercepat aksesi Indonesia,” tambah menteri tersebut.
Berita terkait: Indonesia akan mengejar keanggotaan OECD setelah resmi bergabung dengan BRICS
Berita terkait: Indonesia memiliki peran penting di Global Selatan: Menteri Hartarto
Translator: Bayu Saputra, Yashinta Difa
Editor: Primayanti
Hak cipta © ANTARA 2025