Harry Danardojo: Eks Direktur Danareksa Tewas dalam Kecelakaan Mobil Lexus Tertimpa Pohon

Selasa, 28 Oktober 2025 – 13:31 WIB

Jakarta, VIVA – Mantan Direktur PT Danareksa (Persero), Harry Danardojo, meninggal dunia dengan tragis pada hari Minggu siang, 26 Oktober 2025. Mobil Lexus yang dia kemudian tertimpa pohon tumbang di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Baca Juga :
[Artikel Terkait: Kronologi Lengkap Tragedi Pohon Tumbang di Pondok Indah]

Kejadian ini berlangsung sekitar pukul 13.59 WIB di Jalan Metro Pondok Indah Raya, Kebayoran Lama, ketika hujan lebat dan angin kencang melanda kawasan tersebut.

Menurut penjelasan dari Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta, Muhammad Yohan, sebuah pohon palem dengan diameter kira-kira 60 sentimeter dan tinggi 15 meter roboh dan menimpa sebuah mobil Lexus yang sedang lewat.

Baca Juga :
[Artikel Terkait: Kondisi Mobil Lexus yang Tewaskan Eks Direktur Danareksa]

“Korban, yaitu pengemudi mobil, meninggal dunia di tempat kejadian,” kata Yohan pada Minggu malam, 26 Oktober 2025.

Jenazah Harry kemudian dibawa ke RS Pondok Indah sebelum disemayamkan di rumah duka di Jalan Bukit Hijau 9 Nomor 6, Pondok Indah.

Setelah laporan diterima, petugas gabungan dari berbagai instansi segera datang ke lokasi. Proses evakuasi sempat mengakibatkan kemacetan di jalan utama Pondok Indah, tetapi situasi akhirnya normal kembali setelah pembersihan selesai.

“Hujan yang sangat deras dan angin kencang adalah penyebab utama pohon itu tumbang. Sekarang jalan sudah bisa dilalui lagi,” tambah Yohan. Peristiwa ini menjadi pengingat yang penting tentang bahaya cuaca ekstrem di kota, terutama saat musim pancaroba.

Sosok dan Karier Profesional Harry MP Danardojo

Bagi yang berkecimpung di pasar modal, nama lengkap Harry Nugroho Prasetyo Danardojo sudah sangat dikenal. Dia adalah alumni Pangudi Luhur angkatan 1984.

MEMBACA  Perdana Menteri Prancis Hadapi Momen Penentu dalam Pemungutan Suara Parlemen

Karier Harry mulai menanjak di awal tahun 2000-an saat dia dipercaya untuk menduduki posisi puncak di PT Danareksa (Persero), sebuah BUMN yang punya peran penting dalam pengembangan pasar modal Indonesia.

Sebagai Managing Director, Harry ikut memimpin proses restrukturisasi besar-besaran setelah krisis ekonomi tahun 1998, saat Danareksa sedang menghadapi masalah karena portofolio asetnya.

Dalam sebuah wawancara dulu, Harry pernah menyebutkan bahwa pada tahun 2001, Danareksa mengalami kerugian sekitar Rp495 miliar karena pencadangan aset tidak produktif. Tetapi berkat efisiensi, restrukturisasi, dan perbaikan tata kelola yang dia usahakan, Danareksa berhasil pulih dan menjadi stabil kembali.

[Halaman Selanjutnya: Pemimpin Visioner dan Panutan bagi Profesional Muda]