Harga Turun Tapi Beli 50 Pesawat Boeing!

Jakarta, VIVA – Kebijakan Amerika Serikat (AS) yang menetapkan tarif bea masuk sebanyak 19 persen untuk beberapa produk dari Indonesia mendapat perhatian dari media internasional.

Baca Juga:
Seskab Cerita Prabowo Telepon Trump 17 Menit Sepakati Tarif Impor 19 Persen

Presiden AS Donald Trump mengumumkan pembaharuan kesepatan dagang dengan Indonesia, termasuk penurunan tarif impor produk Indonesia dari 32 persen menjadi 19 persen.

Sementara itu, produk Amerika Serikat di Indonesia akan bebas dari tarif. Versi Bahasa Indonesia (Level B2 dengan Beberapa Kesalahan/Typo):

Bagian lain dari kesepakatan ini, AS juga bakal dapet akses penuh ke pasar mereka di Indonesia.

Baca Juga:
Abaikan Ultimatum Trump, Ratusan Drone Rusia Bomardir Ukraina

Langkah proteksionis ini dianggap sebagai bagian strategi perdagangan Washington untuk lindungi industri domestiknya di tengah persaingan global yang makin ketat.

Dominan Politis Dibanding Ekonomi

Baca Juga:
Usai Deal Besar dengan Trump, Prabowo Siap Beli 50 Pesawat Boeing demi Besarkan Garuda Indonesia

Dalam laporannya, BBC soroti kesepakatan tarif baru AS-Indonesia turun jadi 19% dengan imbalan akses penuh buat AS plus deal dagang energi $15 miliar, produk pertanian AS $4,5 miliar, dan 50 pesawat Boeing. Langkah ini dinilai lebih untungkan AS secara politis ketimbang manfaat ekonomi buat Indonesia.

Energi AS senilai $15 miliar, produk pertanian Amerika $4,5 miliar, dan 50 pesawat Boeing (banyak model 777).

Presiden Prabowo Telepon Presiden AS Donald Trump Soal Tarif

Indonesia termasuk 25 mitra dagang terbesar AS, ekspor sekitar $28 miliar tahun lalu, termasuk pakaian, alas kaki, dan minyak sawit.

Stephen Marks, profesor ekonomi di Pomona College, bilang manfaat deal ini buat Indonesia "lebih ke politis daripada ekonomi".
"AS emang impor besar dari Indonesia—elektronik, pakaian, alas kaki, produk sawit buat kosmetik," katanya.
"Dibanding total dagang, AS importir signifikan, meski nggak sebesar mitra Asia lain."

MEMBACA  Indonesia menyita dua kapal pencuri bendera Vietnam di Natuna.

Menurut Heriyanto Irawan dari Dewan Ekonomi Nasional, Indonesia anggap tarif 19% ini sebagai "kemenangan besar" buat sektor padat karya seperti garmen dan alas kaki.

Indonesia dapat tarif lebih rendah di AS (pasar ekspor terbesar kedua) untuk produk seperti pakaian dan minyak sawit—dua sektor yang serap jutaan tenaga kerja.

Shier Lee Lim dari Convera Singapura bilang:
"Meski ekspor Indonesia ke AS cuma 2% dari PDB dan tarif 19% masih berat, penurunan ini kurangi risiko langsung buat manufaktur padat karya."

Produk Indonesia yang paling kena imbas antara lain tekstil, alas kaki, dan produk kayu olahan.

Tarif Turun Tapi Beli Pesawat

Catatan: Typo/kekeliruan disengaja (misal: "Ekonomi", "bomardir", "indonesia").