Jakarta (ANTARA) – Menteri Perdagangan Budi Santoso bilang kalo harga beras yang sebelumnya naik walau produksi melimpah, udah mulai turun. Ini berkat distribusi dan monitoring yang lebih lancar dan cepat.
“Beberapa harga udh mulai turun. Kami terus pantau. Sekarang, toko ritel modern juga sudah mulai jual beras merek SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan), meski belum 100 persen,” kata Menteri Santoso di sini, Rabu.
Dia yakin masalah distribusi adalah salah satu faktor penyebab naiknya harga beras nasional. “Kalau ritel modern kekurangan pasukan beras, ya jelas itu masalah distribusi. Stoknya sebenarnya ada,” ujarnya.
Lebih lanjut, menteri mengatakan kementeriannya, bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas), akan terus mendorong distribusi beras SPHP yang lebih luas ke pasar supaya bisa menjangkau lebih banyak orang.
“Kami kerja sama dengan Bapanas untuk terus mendorong ini, dan kami akan bantu dalam pengawasan lapangan, termasuk mempercepat distribusi,” tambahnya.
Di sisi lain, pemerintah, melalui Bulog dan Kementerian Dalam Negeri, sudah pastikan distribusi beras SPHP berjalan lancar untuk jaga stabilitas pangan nasional.
Direktur Utama Bulog, Achmad Rizal Ramdhani, bilang masyarakat tidak perlu ragu karena Bulog jamin distribusi beras SPHP berjalan optimal untuk kepentingan masyarakat dan mengendalikan harga beras di pasar tradisional maupun modern.
Tahap pertama distribusi menargetkan pedagang pasar, yang berperan sebagai ujung tombak yang jual langsung ke masyarakat, sehingga dampak distribusi beras SPHP bisa langsung dirasakan di tingkat konsumen.
Tahap kedua dilakukan melalui Koperasi Desa Merah Putih sebagai mitra strategis Bulog dalam memperkuat akses pangan di desa, sehingga distribusi beras jadi lebih mudah diakses oleh masyarakat akar rumput.