sedang memuat…
Harga beras di Indonesia Timur masih terpantau tinggi mendekati Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026, menurut Bapanas. Foto/Dok
JAKARTA – Harga beras di wilayah Indonesia Timur masih terpantau relatif tinggi saat mendekati momen Natal dan Tahun Baru atau Nataru 2025/2026. Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat tren kenaikan ini terjadi khususnya di zona 3, yaitu wilayah Maluku dan Papua.
Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Bapanas, Maino Dwi Hartono, menyampaikan bahwa meskipun harga beras medium dan premium di wilayah lain turun cukup banyak, harga di zona 3 itu masih berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Untuk beras medium dan premium di zona 1 dan 2 memang turun signifikan dan sudah dibawah HET. Tapi, khusus di zona 3 di Maluku-Papua, trennya memang masih tetap tinggi,” jelasnya seperti dikutip pada Rabu (24/12/2025).
Baca Juga: Zulhas Sebut Harga Beras Dunia Ikut Turun saat Indonesia Surplus 4,7 Juta Ton
Maino menyebut Pemerintah terus berupaya memastikan ketersediaan dan stabilitas harga pangan pokok dalam kondisi aman. Upaya ini dilakukan dengan memperkuat distribusi, pengawasan harga, dan kerja sama antar kementerian/lembaga serta aparat penegak hukum.
Selain itu, dilakukan juga penguatan pasokan di wilayah timur dengan menyalurkan beras ke Papua. Maino mengatakan upaya ini sudah dilakukan sejak dua minggu yang lalu.
“Kami sudah menyewa gudang-gudang cabang di seluruh kabupaten di Papua yang saat ini mungkin tidak ada gudang Bulog. Dengan adanya gudang Bulog ini, diharapkan suplai beras di semua wilayah ini bisa meningkat,” ujar Maino.
Maino menegaskan bahwa pengamanan pasokan menjadi fokus utama menyambut Nataru. “Prinsipnya, dengan ketersediaan pangan yang cukup, seharusnya kita semua, para pelaku dan usaha pangan, bisa bersama menjaga harga pangan maksimal sesuai HET ataupun HAP,” tegasnya.