Hanya 58 Orang Rohingya Terdaftar sebagai Pengungsi di UNHCR

Selasa, 2 Januari 2024 – 02:04 WIB

Sumatera Utara – Petugas kepolisian telah melakukan pendataan terhadap 156 pengungsi Rohingya asal Bangladesh. Namun, hanya 58 orang yang memiliki kartu pengungsi dari UNHCR.

Berdasarkan data yang diperoleh, ratusan pengungsi Rohingya tersebut terdampar di lampu pemancar mercusuar yang berada di perbatasan antara Desa Kwala Besar, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, dan Pantai Camar, Desa Karang Gading, Kabupaten Deliserdang. Kapal yang membawa pengungsi tersebut terdampar di Pantai Camar, Desa Karang Gading, pada Sabtu malam, 30 Desember 2023, sekitar pukul 19.25 WIB.

Masyarakat dari Desa Kwala Besar dan Karang Gading memberikan bantuan kepada pengungsi Rohingya dengan membuat tenda bagi mereka. Selanjutnya, mereka melaporkan kejadian ini kepada petugas kepolisian. Petugas dari Polres Pelabuhan Belawan, Polres Langkat, Direktorat Polairud Polda Sumatera Utara, dan Kodim Langkat kemudian bergerak untuk mengecek informasi terdamparnya pengungsi Rohingya tersebut.

Kapolres Belawan, AKBP Janton Silaban, menjelaskan bahwa total jumlah pengungsi Rohingya asal Bangladesh yang terdampar adalah 156 orang, dengan 58 orang di antaranya memiliki kartu pengungsi dari UNHCR. “Ada 50 orang pengungsi yang tidak memiliki kartu pengungsi dari UNHCR. Jumlah anak laki-laki sebanyak 28 orang dan jumlah anak perempuan sebanyak 20 orang,” jelas Janton pada Senin, 1 Januari 2024. Saat ini, petugas dari kepolisian dan TNI juga telah memasang Police Line di dekat tenda pengungsi Rohingya untuk memastikan keamanan di lokasi.

Para pengungsi Rohingya bermalam di hutan Desa Karang Gading dan warga Desa Kwala Besar telah memasang tenda biru sebagai tempat berteduh bagi mereka, ucap Janton. Ia juga menyebut bahwa pihak kepolisian telah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Deliserdang, Imigrasi Belawan dan Rudenim Belawan, serta UNHCR. “Selain itu, petugas juga menjaga keamanan di lokasi pengungsian,” tambahnya. Dalam pemeriksaan, Janton menjelaskan bahwa kapal yang membawa pengungsi Rohingya asal Bangladesh datang dari perairan Aceh dan tiba di Desa Kwala Besar, perbatasan Desa Karang Gading. Terdapat dugaan bahwa kapal tersebut sengaja dirusak dan dikaramkan oleh nahkoda kapal yang kemudian melarikan diri menggunakan boat kecil.

MEMBACA  Anwar Hafid Terbukti sebagai Pemimpin yang Mewujudkan Aspirasi Masyarakat

Halaman Selanjutnya

Dimana, ratusan pengungsi Rohingya diberikan bantuan makanan hingga pemasangan tenda pengungsian sementara oleh warga Desa Kwala Besar.