Gunung Slamet mengalami peningkatan aktivitas gempa

Jakarta (ANTARA) – Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat peningkatan aktivitas gempa dalam sebulan terakhir di Gunung Slamet, Jawa Tengah.

“Aktivitas seismik didominasi oleh gempa beruntun dan gempa gempa berkelanjutan yang menunjukkan pergerakan fluida di sekitar permukaan,” kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid dalam pernyataan yang dikutip di sini pada Sabtu.

Gunung Slamet adalah gunung berapi stratovolcano berbentuk kerucut, dengan ketinggian maksimum 3.432 meter di atas permukaan laut.

Gunung berapi tipe A ini secara administratif terletak di antara lima kabupaten Pemalang, Banyumas, Brebes, Tegal, dan Purbalingga di Jawa Tengah.

Gunung Slamet, yang statusnya saat ini masih dalam status Siaga, atau level II, dimonitor secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) yang berlokasi di Desa Gambuhan, Gajah Nguling, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

Berdasarkan observasi pada 1-15 April 2024, badan tersebut mencatat 197 gempa beruntun, satu gempa bumi vulkanik dalam, satu gempa tektonik lokal, 12 gempa tektonik jauh, dan gempa guncang berkelanjutan dengan amplitudo 0,5-1 mm (dominan 0,5 milimeter).

Selama periode 16-30 April 2024, Badan Geologi mencatat 701 gempa beruntun, satu gempa dirasakan, delapan gempa tektonik jauh, dan gempa guncang berkelanjutan, dengan amplitudo dominan 0,5 milimeter.

Selanjutnya, selama periode pengamatan 1-9 Mei 2024, badan tersebut mencatat 902 gempa beruntun, 15 gempa vulkanik dalam, tiga gempa tektonik jauh, dan gempa guncang berkelanjutan dengan amplitudo 0,5 hingga tiga milimeter, dengan amplitudo dominan satu milimeter.

Pemantauan deformasi menggunakan pengukuran jarak elektronik menunjukkan fluktuasi pemendekan-pemanjangan yang cenderung stabil, dengan perubahan jarak yang relatif kecil.

Terkait berita: Pendaki gunung dan pecinta alam membatalkan rencana pendakian Gunung Slamet

MEMBACA  Spot Bitcoin ETFs mengalami hari kelima berturut-turut keluarnya dana saat halving semakin dekat menurut Investing.com

Pada 1-10 Mei 2024, badan tersebut tidak mengamati perubahan signifikan dalam hasil pengukuran jarak miring.

Badan Geologi juga memantau deformasi menggunakan tiltmeter di Stasiun Cilik, yang terletak pada ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut (mdpl); Stasiun Bambangan, pada ketinggian 1.875 mdpl; dan Stasiun Sawangan, pada ketinggian 2.000 mdpl.

Selama periode 1-10 Mei 2024, pemantauan deformasi tiltmeter Gunung Slamet dari Stasiun Sawangan menunjukkan pola peningkatan relatif dalam komponen Y (radial).

Wafid menjelaskan bahwa data pemantauan menunjukkan peningkatan tekanan di bawah tubuh Gunung Slamet yang bisa memicu gempa dangkal dan letusan.

Ancaman potensial saat ini adalah letusan phreatic dan magmatik yang dapat memuntahkan material panas di sekitar puncak dalam radius dua kilometer.

“Abu vulkanik bisa terjadi di sekitar kawah atau di daerah yang ditentukan oleh arah dan kecepatan angin,” kata Wafid.

Badan Geologi telah mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas atau tinggal dalam radius dua kilometer dari puncak kawah gunung, mengingat status siaga yang masih berlaku sejak 19 Oktober 2023.

Berita terkait: Warga setempat diimbau untuk mengikuti larangan zona bahaya Gunung Slamet

Translator: Sugiharto Purnama, Katriana
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Hak cipta © ANTARA 2024