Sabtu, 9 November 2024 – 11:02 WIB
Sumatera Barat, VIVA – Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi, Sumatera Barat merilis pemuktahiran data aktivitas vulkanik gunung Marapi. Sejak pekan pertama November 2024, erupsi Marapi kian menjadi.
Total hingga 9 November 2024, tercatat ada sebanyak 14 kali letusan dan 134 hembusan. Jumat, 8 November 2024, aktivitas hembusan meningkat tajam yakni sebanyak 55 kali. Hembusan adalah aktivitas pengeluaran asap kawah bertekanan sedang yang ditandai dengan minimnya getaran. Status gunung Marapi saat ini naik menjadi level III alias siaga terhitung sejak 6 November 2024.
Teranyar, penyusun laporan Teguh Purnomo merilis, berdasarkan periode pengamatan 9 November 2024 dalam rentang waktu pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB, terlihat jelas asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna putih dengan intensitas tebal. “Asap kawah condong ke arah timur dan tenggara,” tulis Teguh Purnomo dalam keterangannya, Sabtu 9 November 2024.
Teguh mengatakan, asap kawah itu tampak membubung dengan ketinggian 250 meter di atas puncak kawah atau pusat erupsi Marapi. Tremor menerus (Microtremor), juga terekam dengan amplitudo 0.5 hingga 1 milimeter.
Menanggapi peningkatan status Marapi, sebelumnya Juru Bicara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat, Ilham Wahab menyebutkan bahwa saat ini pihaknya masih melakukan validasi data jumlah penduduk yang tinggal di zona merah gunung Marapi. Zona merah Marapi, berada di radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi (Kawah Verbeek). Validasi data ini dilakukan sebagai bentuk mitigasi menyusul kenaikan status Marapi menjadi level III alias siaga terhitung sejak 6 November 2024.
“Pemprov Sumatera Barat bersama dengan pemerintah Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, sampai saat ini masih melakukan validasi data berapa jumlah warga yang masih bermukim di radius 4,5 kilometer,” kata Ilham.
Ilham mengatakan, sembari menunggu hasil validasi data selesai, pihaknya bersama dengan pemerintah daerah yang wilayahnya berpotensi terdampak erupsi Marapi akan segera melakukan rapat gabungan untuk memastikan langkah apa yang akan diambil sebagai bagian dari mitigasi.
“Salah satunya, berkaitan dengan wacana pendirian tempat penampungan atau pengungsian bagi warga yang bermukim di radius 4,5 kilometer,” kata Ilham.