Gempa di Sukabumi-Bogor Akibat Sesar Aktif Dangkal
Jakarta (ANTARA) – Serangkaian gempa yang mengguncang wilayah Sukabumi dan Bogor di Jawa Barat pada 20-21 September disebabkan oleh sesar aktif dangkal dengan mekanisme strike-slip, dilaporkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Senin.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyatakan gempa utama berkekuatan 4,0 terjadi pada Sabtu pukul 23.47 WIB di kedalaman 7 kilometer di Kabupaten Sukabumi.
"Berdasarkan analisis bentuk gelombang dari sensor seismik DBJI Darmaga dan CBJI Citeko, gempa ini bersifat tektonik, bukan vulkanik," jelasnya.
Gempa tersebut mengakibatkan kerusakan minor pada lima rumah di Kecamatan Kabandungan, yang dihuni sekitar 20 warga. Tidak ada korban jiwa atau luka-luka yang dilaporkan.
BMKG mencatat, kerusakan terjadi akibat kombinasi dari hiposenter gempa yang dangkal, kondisi tanah lunak di wilayah terdampak, dan struktur bangunan yang tidak memenuhi standar tahan gempa.
Sebanyak 39 gempa susulan mengiri gempa utama, dengan magnitudo berkisar antara 1,9 hingga 3,8. Lima di antaranya dirasakan oleh masyarakat.
Gempa merusak pernah terjadi di wilayah yang sama sebelumnya. Pada Maret 2020, sebuah gempa di Kabandungan merusak ratusan rumah, sementara gempa Desember 2023 merusak 61 rumah. Kejadian serupa pada Juli 2000 juga menyebabkan kerusakan luas di beberapa kecamatan.
Berita terkait: Gempa Guncang Sukabumi Indonesia, Rusak Satu Rumah
Berita terkait: BNPB Indonesia Desak Kesiapsiagaan Hadapi Gempa Megathrust
Penerjemah: M. Riezko Bima, Resinta Sulistiyandari
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2025