Jakarta (ANTARA) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa 2.011 warga mengungsi akibat gempa berkekuatan 6,0 SR yang mengguncang Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, pada Kamis malam.
"Data sementara menunjukan 609 kepala keluarga, total 2.011 orang, terpaksa meninggalkan rumah mereka," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.
Menurut temuan awal BNPB, empat warga mengalami luka ringan dan sedang menjalani perawatan medis.
Sebanyak 14 rumah rusak berat, dan 21 rumah mengalami kerusakan ringan akibat gempa tersebut.
Satu fasilitas pendidikan dan satu tempat ibadah juga mengalami kerusakan struktur ringan. Fasilitas ini berlokasi di Desa Tokilo dan Tindoli di Kecamatan Pamona Tenggara, serta Desa Pendolo di Kecamatan Pamona Selatan.
Muhari menyatakan bahwa penilaian kerusakan dan verifikasi data masih berlangsung.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya melaporkan gempa terjadi pada pukul 20.06 WIB, Kamis (24 Juli). Episentrum terletak di darat di wilayah Poso pada kedalaman 10 kilometer, tepatnya di koordinat 2,01 Lintang Selatan dan 120,78 Bujur Timur.
BMKG mengklasifikasikan gempa ini relatif dangkal dan disebabkan aktivitas di Zona Sesar Poso. Gempa ini menunjukan mekanisme sesar geser.
Setelah gempa utama, setidaknya tercatat 11 gempa susulan. Yang terkuat berkekuatan 5,5 SR, sementara yang terlemah 2,4 SR.
Guncangan dirasakan di beberapa wilayah dengan intensitas bervariasi. Poso, Kolonodale, dan Mangkutana merasakan guncangan tingkat IV hingga V pada skala MMI, biasanya dirasakan sebagian besar warga. Palopo, Toraja, Mappadeceng, dan Bungku mencatat intensitas III hingga IV MMI, sementara Palu lebih ringan di II hingga III MMI.
BMKG memastikan gempa tidak berpotensi tsunami.
Warga disarankan tetap tenang dan menghindari menyebarkan informasi tidak terverifikasi yang bisa memicu kepanikan.
Berita terkait: Poso residents in Indonesia stay outdoors after 6.0-magnitude quake
Berita terkait: Need to adopt quake-resistant building standards: BNPB
Reporter: M. Riezko Bima Elko Prasetyo, Aditya Eko Sigit Wic
Editor: M Razi Rahman
Hak Cipta © ANTARA 2025