Gempa 5,9M di Jawa Barat disebabkan deformasi batuan: ahli

Jakarta (ANTARA) – Seorang ahli seismologi mengatakan bahwa gempa bumi berkekuatan 5,9 magnitudo yang mengguncang wilayah selatan Jawa Barat pada hari Rabu disebabkan oleh deformasi batuan di lempeng tektonik Indo-Australia.

Dengan memperhatikan pusat gempa dan hiposenternya, gempa tersebut terjadi pada kedalaman sedang dan merupakan hasil dari deformasi batuan di lempeng tektonik Indo-Australia, yang menyubduksi di bawah lempeng Eurasia, seperti yang dijelaskan oleh Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Daryono.

Besarnya gempa, yang terjadi pada pukul 07.53 waktu setempat, kemudian diperbarui menjadi 5,7.

Dia mengatakan bahwa pusat gempa berada di laut, sekitar 77 kilometer barat daya kota Sukabumi, provinsi Jawa Barat, pada kedalaman 63 km.

Getaran dari gempa itu bisa dirasakan hingga ke Pelabuhan Ratu, Cianjur, Panggarangan, Lebak, Garut, Lembang, Bandung Barat, Cimahi (Jawa Barat), dan Tangerang Selatan (provinsi Banten), katanya.

Seperti yang dilaporkan oleh ANTARA, gempa terjadi empat hari setelah kabupaten Sumedang di Jawa Barat diguncang oleh serangkaian gempa dangkal.

Gempa dangkal tersebut, yang magnitudonya tertinggi adalah 4,8, merusak 248 rumah dan mengungsi 456 warga.

Gempa juga memaksa petugas medis di Rumah Sakit Umum Sumedang untuk mengungsikan 108 pasien ke halaman depan dan belakang rumah sakit.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukabumi meminta warga kota untuk melaporkan kerusakan yang terkait dengan gempa di rumah mereka kepada petugas BPBD atau unit komunitas dan lingkungan mereka agar dapat mendapatkan bantuan segera.

“Namun, kami belum menerima laporan kerusakan pasca gempa,” kata Kepala BPBD, Novian Rahmat. Dia kemudian mengimbau warga tetap tenang, tetapi tetap waspada terhadap potensi gempa susulan.

MEMBACA  9 Politeknik Terbaik di Luar Pulau Jawa Menurut Webometrics 2023, Kampus di Ujung Sumatera Meraih Posisi Teratas

Gempa bumi adalah kejadian yang biasa terjadi di beberapa bagian Indonesia karena negara ini terletak di Cincin Api Pasifik, di mana beberapa lempeng tektonik bertemu dan menyebabkan aktivitas vulkanik dan seismik yang sering.

Pada tanggal 26 Desember 2004, Aceh, provinsi paling barat negara ini, mengalami gempa bumi terdahsyat yang pernah tercatat. Gempa tersebut memiliki magnitudo 9,3 dan diikuti oleh tsunami.

Bencana tersebut, yang juga melanda beberapa wilayah pesisir di negara seperti Thailand, Sri Lanka, dan India, dilaporkan telah menewaskan setidaknya 230 ribu orang di Aceh.

Berita terkait: Korban gempa Cianjur bisa pindah ke rumah baru sebelum April 2023

Berita terkait: Cianjur mencabut status tanggap darurat setelah gempa November

Berita terkait: Tidak ada gempa susulan setelah gempa 6,1 M di Garut: BMKG