Gempa 5.4 Magnitudo Mengguncang Kabupaten Tanggamus di Lampung

Jakarta (ANTARA) – Gempa bumi berkekuatan 5,4 magnitudo mengguncang Kabupaten Tanggamus di Provinsi Lampung pada dini hari Senin, namun tidak ada laporan kerusakan dan korban jiwa akibat gempa tersebut.

Epusenter gempa yang terjadi pukul 00.46 waktu setempat berada sekitar 149 km dari barat daya Tanggamus pada kedalaman 64 km, demikian laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Menurut BMKG, getaran gempa dirasakan oleh beberapa warga di Tanggamus dan beberapa daerah lain, termasuk Krui di Kabupaten Pesisir Barat, dan Tanjung Karang di Kota Bandarlampung.

BMKG mengimbau warga di daerah terdampak untuk tetap waspada dan mendapatkan informasi terbaru dengan mengakses platform media sosial resmi mereka.

Gempa bumi merupakan kejadian yang sering terjadi di beberapa bagian Indonesia karena negara tersebut berada di Cincin Api Pasifik, di mana beberapa lempeng tektonik bertemu dan menyebabkan aktivitas vulkanik dan seismik yang sering.

Pada 26 Desember 2004, misalnya, Aceh, provinsi paling barat negara tersebut, mengalami gempa bumi termematikan yang pernah tercatat. Gempa tersebut berkekuatan 9,3 dan diikuti oleh tsunami.

Bencana tersebut, yang juga melanda sebagian wilayah pantai di negara-negara seperti Thailand, Sri Lanka, dan India, dilaporkan telah menewaskan setidaknya 230 ribu orang di Aceh.

Empat belas tahun kemudian, Indonesia sekali lagi menyaksikan gempa bumi mematikan lainnya ketika beberapa bagian Provinsi Sulawesi Tengah diguncang oleh gempa kuat berkekuatan 7,4 pada 28 September 2018.

Gempa bumi yang kuat itu diikuti oleh tsunami dan likuefaksi tanah di Palu, ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah, menewaskan 2.102 jiwa, melukai 4.612 orang, dan menjadikan 680 lainnya hilang.

Total 68.451 rumah mengalami kerusakan serius, sementara 78.994 orang menjadi pengungsi.

MEMBACA  Kasepuhan Kadilangu: Isi Pembicaraan Balasan ke Pemerintah Kabupaten Demak

Otoritas dan pekerja kemanusiaan memutuskan untuk mengubur sejumlah besar jenazah yang membusuk dalam kuburan massal.

Sementara itu, kerugian materi yang disebabkan oleh kedua bencana mematikan tersebut diperkirakan mencapai Rp15,29 triliun.

Kota Palu menjadi korban utama bencana tersebut, dengan kerusakan materi dan kerugian tercatat sebesar Rp7,6 triliun, atau 50 persen dari perkiraan total, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Kerusakan materi dan kerugian di Kabupaten Sigi tercatat sebesar Rp4,9 triliun, atau 32,1 persen; Kabupaten Donggala, sebesar Rp2,1 triliun, atau 13,8 persen; dan Kabupaten Parigi Moutong, sebesar Rp631 miliar, atau 4,1 persen.

Kerusakan materi di empat wilayah terdampak mencapai perkiraan Rp13,27 triliun, sementara kerugian materi dilaporkan sekitar Rp2,02 triliun, kata BNPB pada Oktober 2018.

Kemudian, pada 15 Januari 2021, gempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo juga mengguncang Kabupaten Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat, menewaskan lebih dari 100 orang dan menghancurkan beberapa bangunan.

Berita terkait: Kantor Jaksa Agung mengirim bantuan makanan ke daerah terdampak bencana

Berita terkait: Presiden meresmikan dua pelabuhan yang direhabilitasi pasca-tsunami di Teluk Palu

Penerjemah: M.Riezko BEP, Rahmad Nasution
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Hak cipta © ANTARA 2024