Lombok, Nusa Tenggara Barat (ANTARA) – Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa menekankan dampak ekonomi yang sangat besar dari ajang MotoGP Indonesia 2025 yang diadakan di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, dari tanggal 3 sampai 5 Oktober.
Puspa memperkirakan dampak Grand Prix terhadap ekonomi lokal bisa mencapai Rp4,8 triliun (sekitar US$280 juta).
“Dampaknya luar biasa. Hotel-hotel penuh terisi—tim saya sendiri sampai kesulitan cari tempat menginap,” ujarnya saat kunjungan ke sirkuit pada hari Minggu.
Selain tingkat hunian hotel yang tinggi, Puspa juga mencatat bahwa layanan transportasi beroperasi dengan kapasitas penuh.
Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia menambah frekuensi penerbangan di rute Jakarta–Lombok, sementara penerbangan Bali–Lombok juga penuh sepanjang akhir pekan balapan.
“Ini mencerminkan minat masyarakat dan wisatawan yang sangat besar terhadap MotoGP Mandalika, menciptakan efek multiplier yang kuat di berbagai sektor,” tambahnya.
Berdasarkan penilaiannya, Puspa menyebut edisi 2025 ini sebagai MotoGP Indonesia terbaik sejak kejuaraan dunia ini pertama kali diadakan di Mandalika pada tahun 2022.
“Memang ada beberapa tantangan, tapi acara tahun ini jelas lebih baik dari sebelumnya. Kami akan mengevaluasi masalah yang tersisa untuk lebih meningkatkan pariwisata dan mendukung UMKM lokal,” katanya.
Menurut data dari Dinas Pariwisata Provinsi NTB, tingkat hunian hotel di Pulau Lombok selama periode balapan rata-rata mencapai 93 persen, dengan Kota Mataram di angka 90 persen dan Mandalika mencapai kapasitas penuh.
Untuk mengakomodasi lonjakan pengunjung, maskapai penerbangan mengoperasikan 44 penerbangan tambahan menuju Lombok, termasuk layanan dari Garuda Indonesia, Citilink, AirAsia, Pelita Air, dan Wings Air.
Di lintasan, pembalap Fermin Aldeguer dari Tim Gresini Racing meraih kemenangan perdana MotoGP-nya pada hari Minggu, finish di depan Pedro Acosta dari Red Bull KTM dan rekan setimnya Alex Marquez.