loading…
Green Collabs dengan tema *Dari Kota, Kembali ke Alam: Kolaborasi Merawat Keanekaragaman Hayati*. FOTO/dok.SindoNews
JAKARTA – Koordinator Fauna Biodiversity PT Freeport Indonesia (PTFI), Kukuh Indra Kusuma, menegaskan komitmen perusahan dalam riset biodiversitas di Papua. Riset ini telah menghasilkan banyak penemuan ilmiah penting, salah satunya adalah berhasil mendokumentasikan 130 spesies baru.
Kukuh menjelaskan bahwa sejak tahun 1997, Freeport telah menjalankan studi dasar biodiversitas di wilayah operasi PTFI di Mimika. Daerah ini berbatasan langsung dengan Taman Nasional Lorentz, salah satu kawasan dengan tingkat keanekaragaman hayati tertinggi di dunia.
“Hasilnya, lebih dari 130 spesies baru berhasil terdokumentasi. Riset ini juga telah menghasilkan buku dan artikel ilmiah yang bisa diakses publik secara gratis. PTFI juga membuka ruang lebih besar bagi para peneliti, karena akses ke kawasan ini sebelumnya sangat terbatas,” ungkap Kukuh dalam acara Green Collabs bertema “Dari Kota, Kembali ke Alam: Kolaborasi Merawat Keanekaragaman Hayati” yang diadakan akhir pekan lalu di Taman Literasi Martha Tiahahu, Jakarta.
Kukuh menambahkan, keberadaan Freeport di Mimika memungkinkan penelitian biodiversitas di Papua dilakukan lebih intensif. Salah satu pencapaian paling menonjol adalah penemuan kembali hewan yang sempat diduga punah, yaitu New Guinea Singing Dog, di area dekat operasi Freeport.
“Pada 2018, fase kedua riset membuktikan bahwa gen Singing Dog yang kami temui ternyata masih murni. Kemudian di tahun 2022, kami melakukan kajian ekologi untuk memahami habitatnya. Sekarang fokus kami adalah bagaimana agar konservasinya bisa berjalan secara berkelanjutan,” kata Kukuh.
Ia juga menyebutkan bahwa transisi Freeport dari tambang terbuka ke tambang bawah tanah memberikan dampak positif bagi konservasi habitat satwa langka tersebut. Kukuh menekankan bahwa semua rencana pengembangan Freeport harus melalui kajian ekologis terlebih dahulu. Misalnya, jika pembangunan fasilitas baru berpotensi mengganggu spesies tumbuhan atau satwa yang terancam punah, perusahaan akan mencari alternatif lain.