Forum MABIMS 2025: Kemenag Pacu Madrasah sebagai Pusat Inovasi Kelas Dunia

loading…

Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam Arskal Salim menegaskan dorong madrasah jadi pusat inovasi internasional. Foto/istimewa

TANGSEL – Kementerian Agama ( Kemenag ) terus memperkuat peran madrasah sebagai penggerak utama pendidikan Islam di Asia Tenggara. Hal ini dikatakan dalam Knowledge Sharing Best Practice Madrasah MABIMS yang diselenggarakan Direktorat KSKK Madrasah Ditjen Pendidikan Islam (Pendis) tanggal 27–30 Agustus 2025 di Serpong.

Empat negara anggota MABIMS yaitu, Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, dan Indonesia berkumpul dalam forum ini untuk berbagai praktik baik dan menyusun strategi bersama menghadapi tantangan pendidikan global.

Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam Arskal Salim menekankan bahwa madrasah bukan hanya institusi pendidikan, tetapi juga bagian dari sejarah panjang bangsa. “Dari bangunan kayu hingga layar digital interaktif, madrasah selalu menemukan cara untuk tetap relevan dengan zamannya,” katanya, Jumat (28/8/2025).

Baca juga: Cara Daftar dan Jadwal Tes Kemampuan Akademik (TKA) 2025 untuk SMA, SMK, MA, dan Sederajat

Menurut Arskal, transformasi madrasah sekarang bergerak makin progresif dengan menggunakan teknologi, kurikulum adaptif, sampai jaringan kerja sama antarnegara. “Forum MABIMS bukan acara seremonial, tapi ruang strategis untuk menyamakan langkah. Madrasah harus tetap jadi benteng nilai dan juga pusat inovasi,” tegasnya.

Delegasi Brunei Darussalam, Hjh Ernie Yusnani binti Hj Md Noor dari Jabatan Pengajian Islam KHEU, juga mengapresiasi penyelenggaraan forum ini. Dia berharap kerja sama antar negara MABIMS bisa menghasilkan terobosan baru bagi pendidikan Islam di kawasan.

Baca juga: 9 Madrasah Terbaik di Indonesia Versi Puspresnas 2025, Cek Sekolahmu Nomor Berapa

Agenda MABIMS 2025 juga sejalan dengan program prioritas Menteri Agama RI 2025–2029. Ada tiga pilar yang menjadi arah utama pembaruan madrasah:

MEMBACA  Saya akan melakukan perjalanan keliling dunia selama satu tahun - ini adalah semua teknologi yang saya bawa bersama saya

Ekoteologi – menggabungkan kesadaran lingkungan dengan nilai Islam dalam tata kelola pendidikan, agar madrasah melahirkan generasi yang peduli bumi. Cinta Kemanusiaan – menumbuhkan empati, solidaritas, dan harmoni sosial lintas perbedaan.

Madrasah Unggul Terintegrasi – memperkuat mutu pendidikan berbasis teknologi, karakter, dan tata kelola modern yang terintegrasi dari perencanaan sampai pelaksanaan.

Arskal menegaskan ketiga pilar ini menjadi dasar agar madrasah tak cuma menjaga tradisi Islam moderat, tapi juga tampil sebagai pusat inovasi yang siap bersaing di tingkat global. “Madrasah harus menjadi laboratorium masa depan: ramah lingkungan, humanis, unggul, dan terhubung dengan dunia,” katanya.

Kemenag berharap madrasah di Indonesia dan Asia Tenggara makin diakui sebagai institusi pendidikan Islam yang modern, relevan, dan berkelas dunia.

(cip)