Forum Air Dunia: Indonesia menyerukan kesetaraan air, mendorong sebuah CoE

Indonesia menyerukan akses yang sama terhadap air bersih di pulau-pulau kecil pada Forum Air Dunia ke-10 (WWF) di Bali. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, menyatakan bahwa sebagian besar negara kepulauan kecil menghadapi masalah yang sama, seperti sumber daya terbatas, urbanisasi, pertanian, keterpencilan, kerentanan terhadap bencana alam, dan lingkungan alam yang rentan.

Dalam negara-negara kepulauan kecil berkembang, tantangan-tantangan ini semakin diperparah oleh kurangnya sumber daya keuangan dan kapasitas teknis, sehingga mengganggu pelaksanaan rencana ketahanan iklim. Untuk mengatasi berbagai masalah terkait air, penting untuk memfasilitasi pengembangan pemahaman berbasis pengetahuan tentang dampak perubahan iklim pada negara-negara kepulauan kecil, pulau-pulau kecil, dan negara-negara.

Panggilan untuk tindakan bersama, pemecahan masalah. Presiden Dewan Air Dunia (WWC) Loic Fauchon mengatakan bahwa menemukan solusi terhadap masalah air harus dilakukan secara bersamaan dengan upaya mengatasi masalah pangan dan energi. Berbicara dalam sesi “Sistem Ekologi Iklim-Air-Energi-Makanan” Forum Air Dunia ke-10 di Bali pada Kamis, ia menekankan bahwa dampak air melampaui satu sektor. Keberlanjutan air yang efektif memerlukan tindakan yang terkoordinasi dari sektor-sektor terkait.

Fauchon juga menyebut air sebagai alat politik, mengatakan bahwa tata kelola yang baik sangat penting untuk memastikan bahwa air dikelola secara adil dan berkelanjutan. Oleh karena itu, di luar pendekatan lintas sektor ini, sangat penting untuk memiliki pengambilan keputusan berdasarkan data ilmiah yang kuat dan tanggung jawab dalam penggunaan sumber daya air.

Dikatakannya bahwa solusi terhadap masalah air selama ini hanya ditangani secara vertikal di dalam organisasi. Namun, solusi lintas sektor juga diperlukan. Ini, katanya, bisa menjadi visi baru untuk keberlanjutan air di masa depan.

MEMBACA  Praka Supriyadi, Anggota TNI, Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Pinggir Jalan, Dibawa ke RS (Found Covered in Blood by the Road, TNI Member Praka Supriyadi Dies in Hospital)

Dorongan untuk pusat keunggulan terpadu (CoE). Indonesia telah menginisiasi upaya untuk mendirikan pusat keunggulan terpadu (CoE) tentang air dan ketahanan iklim untuk mengatasi krisis air global. Dwikorita Karnawati, kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), mengatakan di Nusa Dua, Bali, pada Kamis bahwa sementara pusat-pusat keunggulan ada, mereka saat ini beroperasi secara independen.

Dia mengatakan bahwa lima kelompok kerja telah dibentuk untuk mempersiapkan langkah-langkah konkret yang akan diikuti secara terkoordinasi dengan pusat-pusat lainnya. Kelompok kerja ini akan bertemu setidaknya sekali setiap enam bulan untuk memastikan kemajuan terus berjalan pada CoE terpadu.

CoE akan menjadi batu penjuru dari sebuah aliansi yang mengkoordinasikan langkah-langkah yang diambil oleh berbagai pusat keunggulan untuk mengatasi masalah air secara global.

Kolaborasi untuk melindungi pantai, merehabilitasi mangrove. Indonesia dan Suriname telah mencapai kesepakatan untuk melindungi pantai dan merehabilitasi mangrove, menandai tonggak penting dalam hubungan bilateral mereka. Suriname telah menunjukkan minat yang besar pada proyek unit penangkap sedimen yang berhasil dilaksanakan di Demak, Jawa Tengah.

Minat ini telah diformalkan dalam bentuk nota kesepahaman (MoU) antara Indonesia dan Suriname. Tim komunikasi dan media Forum Air Dunia ke-10 mengatakan pada Kamis bahwa kesepakatan tersebut dicapai selama forum, yang diselenggarakan di Bali.

Kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan manfaat ekologis, sosial, dan ekonomi dari ekosistem mangrove bagi kedua negara dan berkontribusi pada upaya untuk mengatasi dampak negatif perubahan iklim global.

Tur gratis untuk delegasi. Panitia penyelenggara Forum Air Dunia ke-10 menyediakan tur untuk delegasi pada 23-25 Mei di Bali. Delegasi yang ingin bergabung dengan tur dapat mendaftar di situs web worldwaterforum.org.

Peserta dapat memilih untuk mengunjungi salah satu destinasi wisata di Bali, termasuk sawah terasering Jatiluwih, Kebun Raya Bedugul, Hutan Monyet, Desa Budaya Ubud, dan Danau Batur. Tur gratis tersedia berdasarkan prinsip siapa cepat dia dapat, dengan kuota terbatas 50 orang pada 23-24 Mei dan 100 orang pada 25 Mei.

MEMBACA  Mendorong UMKM Binaan Menembus Pasar Internasional, Inilah Upaya Bea Cukai Bekasi

Berita terkait: Krisis air dan iklim menuntut solusi di Forum Air Dunia: Pejabat. Berita terkait: Danau Batur di Bali termasuk danau yang tercemar yang ditargetkan untuk dibersihkan: Kementerian. Copyright © ANTARA 2024.