Jakarta (ANTARA) – Menteri Kebudayaan Indonesia Fadli Zon menyatakan bahwa Festival Pencak Silat Tradisional Jakarta Raya bukan hanya sebuah lomba, tetapi juga acara yang menghidupkan kembali semangat kebersamaan dan jati diri bangsa.
Dia menjelaskan bahwa Dana Indonesiana, yaitu dana abadi untuk kebudayaan, memungkinkan komunitas untuk menyelenggarakan kegiatan budaya seperti festival ini. “Kalau direncanakan dari awal tahun, kita bisa buat festival yang lebih besar dan meriah, didukung juga oleh sponsor, CSR, dan berbagai pihak lainnya,” kata Zon dalam sebuah pernyataan pada Senin.
Festival dengan tema “Pencak Silat Tradisional: Merajut Budaya Nusantara dalam Semangat Bhinneka Tunggal Ika” ini diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 15-16 November. Acara ini diinisiasi oleh Para Etim Pencak Silat Tradisional Jakarta Raya (PETIRA) dan dihadiri oleh ratusan peserta dari 48 perguruan dan sanggar se-Jabodetabek dan Banten.
Penyelenggara menyebut festival ini menjadi titik temu budaya, yang menghubungkan berbagai aliran silat dan memperkuat ikatan antar praktisinya.
Zon menekankan bahwa memajukan kebudayaan adalah tugas konstitusional, dengan mengutip Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan Tahun 2017, UU Sistem Keolahragaan Nasional Tahun 2005, dan Peraturan Pemerintah Tahun 2021 tentang Pelestarian Kebudayaan Nasional sebagai landasan hukum utamanya. “Mari kita lestarikan tradisi kita, pertahankan pencak silat di panggung dunia, dan berinovasi tanpa kehilangan akar,” ujarnya.
Festival ini mempertemukan para pesilat tradisional, seniman, dan komunitas lokal, memperkuat ikatan sosial melalui kekayaan keragaman budaya Indonesia.
Para penyelenggara menyatakan bahwa pertemuan ini juga menginspirasi generasi muda untuk mencintai warisan bangsa sambil mempromosikan kerukunan antar daerah.
Mereka menekankan peran festival dalam melindungi pencak silat sebagai aset budaya tak benda, mengasah keterampilan para pesilat dalam gerak, ekspresi, dan irama, serta memperkuat solidaritas antardaerah.
Para peserta mengatakan acara ini membantu menumbuhkan rasa bangga akan tradisi lokal sekaligus mendukung semangat Bhinneka Tunggal Ika.
Pimpinan festival menambahkan bahwa membina bakat muda sangat penting untuk memastikan pencak silat terus berkembang. Mereka berharap acara tahunan ini akan mendorong partisipasi pemuda yang lebih besar dan melestarikan seni bela diri ini untuk generasi mendatang.
Pencak silat Indonesia tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia oleh UNESCO pada sesi ke-14 Komite Warisan Budaya Tak Benda UNESCO di Bogotá, Kolombia, pada 12 Desember 2019.
Berita terkait: Indonesia targetkan tujuh emas dari pencak silat di SEA Games
Berita terkait: Pencak silat akan debut di Asian Youth Games dengan 14 negara peserta
Penerjemah: Chairul R, Rahmad Nasution
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2025