Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan menyatakan bahwa Festival Harmoni Budaya Nusantara (FHBN), yang diselenggarakan di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, pada tanggal 5-7 September, membantu memperkuat karakter dan pembangunan nilai bangsa.
“Mari kita hidupkan kembali nilai-nilai asli karakter Indonesia melalui etos kerja, kerja sama saling menguntungkan, dan integritas,” kata Wakil Menteri Koordinator Bidang Revolusi Mental, Kemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga Warsito di sini pada hari Sabtu.
Beliau menekankan bahwa FHBN telah diselenggarakan dua kali di Kabupaten Penajam Paser Utara, tempat berlokasinya ibu kota baru Indonesia, Nusantara, untuk menyoroti pentingnya pengembangan sumber daya manusia dan budaya sebagai penopang utama pertumbuhan Nusantara.
Warsito mengatakan bahwa hasil survei yang dilakukan selama upacara penutupan FHBN menunjukkan sekitar 82,8 persen responden sangat tertarik pada acara tersebut.
Mengenai peran FHBN dalam mendukung pembangunan Nusantara, beliau mencatat bahwa 81,5 persen responden mengatakan festival tersebut penting untuk mendukung pembangunan ibu kota baru.
Selanjutnya, beliau menyatakan bahwa 89,7 persen responden berharap FHBN akan diselenggarakan secara rutin.
Menurut beliau, kemajuan budaya adalah langkah jangka panjang yang harus diambil, termasuk di area Nusantara. Oleh karena itu, FHBN akan terus dilanjutkan di zona-zona penyangga Nusantara.
Beliau menekankan bahwa pemerintah terus memastikan dan mendukung Kabupaten Penajam Paser Utara dan semua zona penyangga Nusantara untuk berkembang dan tumbuh serta memastikan tidak ada yang tertinggal karena pembangunan ibu kota baru.
“Kesiapan sumber daya manusia untuk mendukung pembangunan Nusantara agar dapat berpartisipasi dan memainkan peran penting menjadi prioritas,” katanya.
Berita terkait: Pemerintah menetapkan empat aspek yang mempengaruhi pembangunan karakter anak-anak
Berita terkait: Pertunjukan Reog Ponorogo di festival IKN mencerminkan keberagaman budaya: kementerian
Penerjemah: Lintang Budiyanti, Raka Adji
Editor: Rahmad Nasution
Hak cipta © ANTARA 2024