Fatalnya Perlakuan Terhadap Prabowo dalam Debat Kemarin!

Senin, 15 Januari 2024 – 00:04 WIB

Jakarta – Debat ketiga Pilpres 2024 yang diikuti oleh tiga calon presiden dengan tema pertahanan hingga geopolitik masih menjadi perhatian. Salah satunya adalah pembelian alutsista pesawat tempur bekas yang merupakan program dari Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.

Baca Juga :

Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara Dukung Prabowo-Gibran Menang Pilpres Satu Putaran

Budayawan Sujiwo Tejo menilai ada kekurangan dalam debat ketiga yang diselenggarakan akhir pekan lalu. Menurutnya, kekurangan tersebut sangat fatal.

Menurut Tejo, secara logika ada yang salah dengan debat ketiga tersebut. Namun, ia meminta agar pernyataannya ini tidak membuatnya dianggap sebagai pendukung Prabowo.

Baca Juga :

Prabowo-Gibran: Kami Adalah Penerus Jokowi

\”Tapi, jika saya mengatakan ini janganlah dikatakan bahwa saya mendukung Pak Prabowo ya. Saya mendukung semuanya,\” kata Tejo sebagai panelis dalam program Menuju Pemilu tvOne yang dikutip VIVA pada Minggu malam, 14 Januari 2024.

Tejo mengatakan bahwa kekurangan dari debat ketiga tersebut seolah-olah bukanlah debat antar calon presiden. Namun, ia menilai bahwa debat ketiga tersebut adalah antara calon presiden dengan menteri pertahanan. Tejo menyebutkan bahwa Prabowo dalam debat ketiga tidak diperlakukan sebagai calon presiden melainkan sebagai menteri pertahanan.

Baca Juga :

Pengamat Sebut Prabowo Punya Parameter Sebagai Menteri Berkinerja Maksimal

\”Jadi, seharusnya Pak Prabowo diperlakukan sebagai calon presiden, bukan Menteri Pertahanan. Itu sangat fatal menurut saya,\” ujar Tejo.

Budayawan Sujiwo Tejo dalam acara Menuju Pemilu tvOne.

Selain itu, ia mengatakan bahwa yang seharusnya ditanyakan dalam debat ketiga adalah visi ke depan mengenai sektor pertahanan. Namun, dalam debat tersebut malah yang ditanyakan adalah mengenai masa lalu.

MEMBACA  Kucing yang lolos setelah jatuh ke dalam bak kimia di Jepang memicu peringatan kesehatan

\”Bukan tentang masa lalu. Karena masa lalu adalah sebagai Menteri Pertahanan. Bagaimana bisa hal ini terjadi di Indonesia, secara logika,\” ujar Tejo.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa mengenai alutsista, dunia sudah mengetahuinya. \”Termasuk pesawat bekas. Menurut saya, pesawat bekas masih lebih baik daripada bekas pesawat,\” jelas Tejo.

Presenter Dwi Anggia sempat memberikan tanggapan terhadap paparan Tejo mengenai pernyataan bahwa seharusnya ditanyakan visi misi ke depan.

\”Karena Prabowo dalam posisinya bukan sebagai Menteri Pertahanan,\” ujar Tejo menjawab Dwi Anggia.

Namun, Dwi Anggia masih bertanya apakah tidak wajar jika orang ingin mengetahui program yang telah dilakukan oleh menteri pertahanan.

\”Apakah tidak wajar jika orang ingin mengetahui apa yang telah dilakukan selama menjabat sebagai menteri pertahanan?\” tanya Dwi Anggia.

Tejo menjawab bahwa itu tidak wajar. Karena memang status Prabowo saat ini masih sebagai menteri pertahanan.

\”Ya, tidak wajar. Kebetulan dia adalah Menteri Pertahanan. Bagaimana jika dia seorang seniman. Bagaimana jika dia seorang gubernur. Itu tidak wajar,\” kata Tejo.

Selanjutnya, ia juga menyoroti kekurangan lain terkait pertahanan yang paling besar yaitu budaya. \”Tentang budaya, sama sekali tidak disinggung,\” ujar Tejo.

 

Halaman Selanjutnya

Selain itu, ia mengatakan bahwa yang seharusnya ditanyakan dalam debat ketiga adalah visi ke depan mengenai sektor pertahanan. Namun, dalam debat tersebut malah yang ditanyakan adalah mengenai masa lalu.