loading…
Calon Ketua Umum PPP, Husnan Bey Fananie dan eksponen Fusi 1973 mendesak muktamar ulang PPP sebelum akhir 2025 sebagai langkah rekonsiliasi dan penataan partai. Foto/Binti Mufarida
JAKARTA – Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang diadakan akhir pekan kemarin berakhir dengan kericuhan. Dua calon ketua umum, yaitu Mardiono dan Agus Suparmanto, sama-sama mengklaim diri mereka terpilih sebagai ketua umum secara aklamasi. Keadaan ini menyebabkan dualisme kepemimpinan dan memperdalam konflik internal di dalam partai yang memiliki lambang Ka’bah itu.
Salah satu calon Ketua Umum PPP, Husnan Bey Fananie, menyampaikan kekhawatirannya tentang kondisi yang terjadi di Muktamar PPP. Menurut dia, konflik yang sedang berlangsung menunjukan bahwa PPP telah menyimpang dari khitah Fusi 1973 yang merupakan dasar pendirian partai tersebut.
Husnan tergabung dalam Eksponen Fusi 1973 yang terdiri dari beberapa organisasi masyarakat, termasuk Nahdlatul Ulama (NU), Persaudaraan Muslim Indonesia (Parmusi), Serikat Islam (SI), dan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti). Saat ini, Husnan menjabat sebagai Ketua Umum Parmusi.