Sumedang, Jawa Barat (ANTARA) – Pemerintah Indonesia sedang berusaha mengevakuasi sekitar 380 warga negara dari Iran, yang saat ini terlibat konflik sengit dengan Israel.
Namun, beberapa WNI menolak untuk pergi, menurut Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Lodewijk Freidrich Paulus, pada Selasa.
"Mereka enggan dievakuasi karena perjalanan yang panjang," kata Paulus. "Perjalanan dari Teheran ke [Baku di] Azerbaijan memakan waktu 16 jam lewat darat, dilanjutkan penerbangan yang diatur pemerintah."
Dia menambahkan, pemerintah telah meminta WNI di Iran dan negara tetangga untuk tetap waspada dan bersiap menghadapi kemungkinan eskalasi konflik.
Kelompok pertama evakuasi dari Iran dijadwalkan tiba di Jakarta pada Selasa malam.
"WNI di Iran sudah dievakuasi, dan kelompok pertama akan tiba malam ini," ujar Paulus.
Meski beberapa warga memilih tinggal, pemerintah mendorong mereka semua kembali ke Indonesia untuk keselamatan.
"Kami tawarkan opsi pulang. Sesuai prinsip Kementerian Pertahanan, atase pertahanan kami berkoordinasi dengan KBRI untuk memantau situasi dan bantu rencana keamanan," jelasnya.
Kelompok evakuasi pertama terdiri dari 96 WNI, termasuk tiga staf KBRI dan satu warga asing yang menikah dengan WNI.
Sebelum evakuasi, Kemenlu menaikkan status keamanan KBRI di Teheran dari level 2 ke level 1 pada 19 Juni akibat kondisi yang memburuk.
Berita terkait: Indonesians in Mideast urged to stay alert amid escalating conflict
Berita terkait: Indonesians evacuated from Iran flown home on Monday: Foreign Ministry
Penerjemah: Ricky Prayoga, Resinta Sulistiyandari
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2025