Jakarta (ANTARA) – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) siapkan transportasi laut sebagai alternatif darurat bagi wisatawan dan warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Transportasi darurat ini akan mengangkut turis yang tidak bisa bepergian dengan pesawat setelah gunung api itu mengeluarkan abu sejak Selasa malam, sehingga mengganggu penerbangan.
Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub, Muhammad Masyhud, mengatakan pada Rabu bahwa kementerian sedang koordinasi dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) untuk pastikan keselamatan warga.
“Tim kami sudah berkomunikasi dengan Forkopimda dan siap mendukung inisiatif ini,” tambahnya.
Dia menjelaskan bahwa pihaknya akan terus pantau situasi dan siap kirim bantuan tambahan jika diperlukan, agar aktivitas transportasi tetap berjalan selama masa darurat.
“Untuk saat ini, kami fokus pada persiapan armada laut kami sendiri,” kata Masyhud.
Sementara itu, Kepala Otortias Bandara Wilayah IV, Cecep Kurniawan, menyebutkan tiga bandara telah hentikan operasi pasca erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki.
Bandara tersebut adalah Bandara Soa di Bajawa yang tutup hingga Rabu petang; Bandara Fransiskus Xaverius Seda di Maumere yang tutup hingga Kamis pagi; dan Bandara Haji Hasan Aroeboesman di Ende yang tutup hingga Kamis pagi.
Menurut Kurniawan, 26 rute penerbangan terdampak, termasuk 12 penerbangan internasional dan 14 domestik, dengan total lebih dari 14 ribu penumpang.
“Bandara paling terdampak termasuk Denpasar dengan 10.560 penumpang, Labuan Bajo 2.166, Lombok 772, dan Maumere 451,” ujarnya.
Bandara lain yang terdampak yaitu Kupang, Bajawa, Ende, dan Sabu.
“Kami sedang koordinasi untuk pengalihan penerbangan, pengembalian tiket, dan penjadwalan ulang bagi penumpang terdampak,” tambah Kurniawan.
Berita terkait: Erupsi Gunung Lewotobi: Bantuan pemerintah capai Rp4,8 miliar
Berita terkait: Lansia diprioritaskan dalam penanganan erupsi Lewotobi: menteri
Reporter: Muhammad Harianto, Uyu Liman
Editor: Primayanti
Hak Cipta © ANTARA 2025