Seorang jurnalis berpengalaman memberitakan,
Selasa, 27 Februari 2024 – 01:36 WIB
Jakarta – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir angkat bicara mengenai divestasi saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI di PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI.
Erick menjelaskan telah menyiapkan opsi untuk melakukan divestasi tersebut. Salah satunya terkoneksi dengan tabungan emas. “Ada dua opsinya, satu cari strategic partner, kedua kita me-link dengan tabungan emas,” ujar Erick, di Jakarta, dikutip Selasa, 27 Februari 2024. Dalam divestasi BSI tersebut, Erick menegaskan, sampai saat ini Kementerian BUMN belum memiliki opsi untuk melepas saham BRI dan BNI kepada publik. Sebab, BSI ditegaskan bisa mendapat mitra yang strategis, sehingga mampu meningkatkan daya saing dan masuk dalam 10 bank syariah terbesar di dunia.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, “Kita mau pastikan, BSI ini kan punya strategis partner supaya yang sekarang nomor 11 terbesar di dunia bisa menjadi top 10.” Lebih lanjut, kata Erick, penawaran tabungan emas dinilai cukup bagus karena tidak semua bank bisa mendapatkannya. Dia pun membuka kemungkinan jika ke depannya BRI ingin menambah porsi saham atau menggandeng PT Pegadaian untuk menjalankan program tersebut. “Kemarin ada penawaran, program tabungan emas itu bagus, dan itu kan tidak semua bank boleh. Kalau yang tabungan emas internal, mungkin apakah BRI nambah porsi saham, apa Pegadaian, belum. Saya belum sampai ke sana,” ujar Erick.
Dia menyampaikan, saat ini keputusan divestasi BRI dan BNI masih menunggu pertemuan lanjutan. Menurutnya, sudah banyak mitra strategis dari luar yang tertarik untuk masuk. “Tergantung BRI punya game plan menarik yaitu value creation, ya why not. Kan ini kemitraan itu mesti ada value creation, kalau sekadar bermitra terus, tidak ada apa-apanya, buat apa,” ujar Erick.