Rabu, 16 Juli 2025 – 11:56 WIB
Jakarta, VIVA – Survei Bitkom, asosiasi digital dari Jerman, terhadap 602 perusahaan dengan minimal 20 karyawan menunjukan bahwa semakin banyak perusahaan di Jerman yang mengurangi kegiatan di platform media sosial X (dulu dikenal sebagai Twitter) milik miliarder AS, Elon Musk.
Baca Juga:
Donald Trump Ancam Kirim ke Afrika Selatan, Begini Balasan Elegan Elon Musk
Hasil survei menunjukan, 58% perusahaan yang ikut menyebutkan, mereka mengurangi bahkan berhenti total memosting konten di X. Sebanyak 23% perusahaan tetap memosting tanpa mengurangi volume, dan hanya 3% yang justru menaikan jumlah postingan setelah X diambil alih Elon Musk.
Empat persen tidak memposting sama sekali. Survei Bitkom sebelumnya pada Oktober 2023 mencatat 32% perusahaan masih pakai X, sementara 43% sudah mengurangi atau hentikan aktivitas di X.
Baca Juga:
Trump Respons Keras usai Elon Musk Usulkan Pembuatan Partai Baru di AS
Penurunan ini terus berlanjut hingga pertengahan tahun ini, di mana hanya 27% perusahaan yang masih menggunakan X, menurut laporan DW, Rabu, 16 Juli 2025.
Menurut Bitkom, salah satu alasan utama perusahaan menjauhi X adalah keraguan terhadap Elon Musk. Sekitar 63% responden mengganggap Elon Musk sebagai figur yang sangat berbahaya.
Baca Juga:
Elon Musk Menyesal
Selain itu, 74% menolak gagasan bahwa seseorang yang sangat berpengaruh di media sosial seperti Elon Musk memegang jabatan politik, dan 66% juga tidak setuju jika pemimpin perusahaan besar aktif di politik.
Pengeluaran perusahaan untuk iklan berbayar di X turun signifikan. Pada 2023, 26% perusahaan Jerman mengurangi atau tidak beriklan di X. Tahun ini, angkanya naik jadi 51% perusahaan yang sudah tidak beriklan di X.
Saat ini, hanya 7% perusahaan yang masih beriklan dengan skala sama seperti sebelum akuisisi Twitter oleh Elon Musk pada Oktober 2022, sementara 37% lainnya sama sekali tidak beriklan di platform milik miliarder asal Afrika Selatan tersebut.
"Banyak perusahaan menjaga jarak, ketika seseorang menggabungakan kekuatan ekonomi, politik, dan media yang sangat besar," ujar CEO Bitkom, Bernhard Rohleder.
Meski X banyak dikritik, mayoritas perusahaan tidak berencana keluar sepenuhnya. Hanya 11% perusahaan dengan akun resmi X yang berniat hapus profil mereka tahun ini atau tahun depan.
Empat persen lagi masih pertimbangkan untuk hapus X, tapi belum ada keputusan. Sebanyak 43% mempertimbangkan langkah serupa tapi belum bertindak, sementara 39% ingin profil mereka di X tetap ada.
Secara keseluruhan, 85% perusahaan—termasuk yang tidak ada di X—minta agar platform ini diawasi lebih ketat. 80% mengatakan X meningkatkan perpecahan di masyarakat. Hanya 21% yang berpendapat Elon Musk memperkuat kebebasan berekspresi.