Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, mengatakan bahwa nilai ekspor produk minyak esensial pada tahun 2024 mencapai Rp4,2 triliun (US$259,54 juta), level tertinggi dalam lima tahun terakhir.
“Saat ini, Indonesia merupakan pengekspor minyak esensial terbesar kedelapan di dunia,” ujar Riza di sini pada Jumat.
Tujuan utama ekspor minyak esensial Indonesia termasuk India, Amerika Serikat, Tiongkok, Singapura, dan Prancis.
Riza mengatakan bahwa industri minyak esensial merupakan sub-sektor strategis berbasis produk hutan non-kayu (NTFPs) dan tanaman aromatik yang erat kaitannya dengan sektor pertanian, perkebunan, kesehatan, dan kecantikan.
“Hal ini membuat minyak esensial menjadi salah satu komoditas unggulan Indonesia yang memiliki nilai strategis, baik dari segi ekonomi maupun sebagai bahan dasar untuk mengembangkan industri berbasis sumber daya alam,” tambahnya.
Dia mengatakan bahwa Indonesia saat ini menghadapi beberapa tantangan industri, termasuk keterbatasan ketersediaan bahan baku yang berkelanjutan, akses pasar global, teknologi produksi dan pengolahan, serta kurangnya diversifikasi produk hilir.
Oleh karena itu, katanya, diperlukan sinergi yang kuat antara pemerintah, pelaku industri, dunia pendidikan, dan masyarakat untuk membangun industri minyak esensial yang inklusif, adaptif, dan kompetitif secara global.
“Sebagai langkah strategis dalam menanggapi tantangan ini, pemerintah mendorong implementasi kebijakan yang meliputi peningkatan jaminan ketersediaan bahan baku, peningkatan kapasitas produksi dan kualitas minyak esensial nasional,” informasi Riza.
Juga memperkuat posisi perdagangan minyak esensial nasional di pasar domestik dan global serta memperkuat pasar dan investasi dengan menciptakan ekosistem bisnis yang kondusif dan inklusif.
“Serta memperkuat diversifikasi produk hilir minyak esensial melalui inovasi dan pengembangan nilai tambah untuk mendorong munculnya produk kreatif dan sangat kompetitif berbasis kekayaan biologis Indonesia,” katanya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian, Putu Juli Ardika, mengatakan bahwa pemerintah tetap berkomitmen untuk mendukung pengembangan industri minyak esensial.
Salah satu langkah yang diimplementasikan untuk mencapai hal ini adalah pendirian Pusat Flavor and Fragrance (PFF) di Bali dan Sumatera Barat untuk mendorong pengembangan industri hilir, tambahnya.
Translator: Arnidhya Nur Zhafira, Yashinta Difa
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025