Seorang mantan DJ yang jadi presiden Madagaskar akhirnya kabur ke Prancis karena didemo keras oleh anak-anak muda Gen Z.
Di London, pemimpin oposisi dan pejabat lainnya mengatakan Presiden Andry Rajoelina telah meninggalkan negaranya pada hari Senin. Ini terjadi saat aksi protes dari Generasi Z berhasil gulingkan pemerintahannya dalam beberapa minggu.
Pemimpin oposisi di parlemen, Siteny Randrianasoloniaiko, bilang ke Reuters bahwa Rajoelina pergi dari Madagaskar pada hari Minggu setelah beberapa bagian tentara ikut bergabung dengan para pengunjuk rasa. Dia nambahkan, keberadaan Rajoelina sekarang tidak diketahui. Kantor presiden juga tidak jawab permintaan untuk beri komentar.
1. Melarikan Diri ke Prancis
Dalam pidato di Facebook, Rajoelina bilang dia harus cari tempat yang aman untuk lindungi nyawanya. Dia tampak menantang dan bilang tidak akan biarkan Madagaskar hancur. Tapi, sumber diplomatik bilang dia menolak untuk mundur.
Sebuah sumber militer kasih tau Reuters bahwa Rajoelina terbang pakai pesawat militer Prancis. Radio Prancis RFI juga laporkan dia sudah buat kesepakatan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Macron sendiri bilang dia belum bisa konfirmasi laporan bahwa Prancis bantu Rajoelina kabur. Dia tekankan bahwa tatanan konstitusional harus dijaga di Madagaskar.
2. Tak Mampu Membenahi Masalah Krusial
Demo di bekas jajahan Prancis ini mulai tanggal 25 September karena masalah kekurangan air dan listrik. Tapi, aksi ini cepat berubah jadi pemberontakan yang protes tentang korupsi, pemerintahan yang buruk, dan kurangnya layanan dasar. Kemarahan ini mirip dengan protes di negara lain seperti Nepal dan Maroko.
3. Tidak Didukung Tentara
Rajoelina semakin terisolasi karena dia kehilangan dukungan dari CAPSAT, pasukan elit yang dulu bantu dia ambil kekuasaan di tahun 2009. CAPSAT pilih bergabung dengan para pengunjuk rasa dan tolak untuk tembaki mereka, malah kawal ribuan demonstran di ibu kota.