Dukung pengembangan S Papua sebagai pusat industri gula: Wakil Presiden

Vice President Ma’ruf Amin mendukung pengembangan Provinsi Papua Selatan sebagai pusat industri gula mengingat kebutuhan gula nasional masih didukung oleh impor yang terus meningkat setiap tahun. Pada tahun 2023, impor gula mencapai enam juta ton. Pada tahun 2045, diperkirakan jumlah penduduk mencapai 300 juta orang. Oleh karena itu, kami perlu menjadikan Merauke sebagai pusat pertanian dan perkebunan, termasuk tebu,” katanya setelah meninjau area Perkebunan Tebu Sermayam di distrik Merauke, Papua Selatan, pada hari Selasa.

Amin berharap bahwa perkebunan di Merauke akan berhasil dan menghasilkan tebu dengan kandungan gula lebih dari 11 persen, seperti di Australia. Produksi tebu di Jawa Timur hanya mampu menghasilkan kandungan gula sebesar 6–7 persen. Saya berharap proyek tebu di Merauke bisa berhasil, selain produksi padi,” katanya.

Sementara itu, pemimpin proyek PT Global Papua Abadi (GPA), Totok Lestyo, menginformasikan bahwa akan dibangun pabrik gula dan bioetanol di area Perkebunan Tebu Sermayam.

Selain itu, pada tahun 2025–2029, wilayah tersebut diproyeksikan menjadi pusat pertanian, perkebunan, urusan maritim, dan pariwisata. Terkait pengembangan perkebunan tebu, Lestyo mengatakan bahwa wilayah Merauke relatif baru dalam budidaya tebu, oleh karena itu membutuhkan batang unggul dari Jawa Timur dan Australia yang dibawa oleh pihaknya.

Kami akan mencari batang yang cocok untuk iklim, suhu, dan curah hujan di Merauke,” tambahnya.

Pengembangan area Perkebunan Tebu Sermayam telah dimasukkan dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk mendukung percepatan kemandirian gula nasional dan pengembangan bioetanol sebagai bahan bakar nabati. Area perkebunan yang dikelola oleh PT GPA meluas 506 hektar dengan nilai investasi Rp53,8 triliun (US$3,2 miliar).

GPA juga sedang membangun fasilitas laboratorium di lokasi pembibitan untuk mendukung penelitian dan kultur jaringan untuk menghasilkan batang tebu unggul dan berkualitas. Laboratorium ini juga akan berfungsi sebagai pusat penelitian tebu.

MEMBACA  Eko Darmanto Akan Segera Diadili di Pengadilan Negeri Surabaya, Dituduh Menerima Gratifikasi dan TPPU Rp 37,7 Miliar

GPA bekerja sama dengan Sugar Research Australia dan Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) untuk mendapatkan batang unggul yang sesuai dengan tanah Merauke.

Perusahaan juga bekerja sama dengan lembaga pendidikan di Merauke untuk memberikan pelatihan kepada lulusan baru dan staf lokal. Batang yang dipilih akan ditanam di area perkebunan GPA di wilayah Jagebob distrik Merauke, dimana pembersihan lahan saat ini sedang berlangsung.

Produksi komersial tebu akan dikembangkan pada tahun 2025–2026. Pabrik perkebunan gula GPA diharapkan mulai beroperasi pada tahun 2027 dengan produksi sesuai target.

Berita terkait: Pemerintah berjanji melibatkan masyarakat Papua dalam proyek swasembada gula
Berita terkait: Karantina Papua Selatan memeriksa potongan tebu dari Australia
Berita terkait: Indonesia menyiapkan 1 juta hektar untuk pabrik gula di Papua

Translator: Benardy Ferdiansyah, Resinta Sulistiyandari
Editor: Azis Kurmala
Hak cipta © ANTARA 2024