Dokter Tirta Hampir Meninggal karena Berolahraga Terlalu Keras, Pingsan dan Mengalami Masalah Jantung

Kamis, 6 Juni 2024 – 05:30 WIB

VIVA Lifestyle – Dokter yang juga aktif di media sosial, dr Tirta Mandira Hudhi membagikan pengalamannya yang hampir meninggal dunia lantaran berlebihan saat berolahraga. Diungkap oleh dokter Tirta, dirinya saat itu pernah mengikuti kegiatan bersepeda dari Yogyakarta hingga Jakarta non-stop selama 42 jam.

Baca Juga :

Jangan Anggap Sepele 6 Gejala Kolesterol Tinggi Ini, Bisa Menyerang Anak Muda

“Iya betul nyaris (meninggal), berlebihan itu. Makanya aku enggak berani lagi. Karena aku pengen banget. Aku udah (naik sepeda) Jogja-Jakarta tuh sendiri 42 jam. 42 jam non-stop itu ada story line-nya di Twitter orang udah mantau,” kata dia saat berbincang dengan Praz Teguh di YouTube HAS Creatif, dikutip Rabu 5 Juni 2024. Scroll untuk tahu cerita lengkapnya, yuk!

Dokter Tirta menceritakan, saat itu dirinya menempuh jarak 580 km dari Yogyakarta melalui jalur Selatan hingga menuju Cawang Jakarta Timur. Perjalanan tersebut dilakukan non stop dengan jarak waktu tempuh 42 jam.

Baca Juga :

Terpopuler: Ramalan Zodiak Hingga Resep Jamu Tradisional Penurun Berat Badan

“Nah terus sudah merasa hebat kan, balik lagi Jakarta-Jogja itu 60 jam. Total 120 jam. Yang 60 jam ini (lama) karena tiap jam 8 malam tidur. Kalau yang kemarin itu gowes terus yang penting sampai,” tukasnya.

Baca Juga :

Bocah 5 Tahun Korban Pemerkosaan di Ketapang Meninggal

Di sisi lain, momen saat dirinya hampir meninggal itu terjadi setelah dia mengikut 1.200 audax. Saat itu dr. Tirta tak sadarkan diri di KM 250 tepatnya di tanjakan Pacitan arah Goa Jepang.

“Itu gara-gara aku nekat. Jadi belum sadar kapasitas diri, merasa mampu, fomo ngerasa udah bisa. Aku udah bisa 1000 kilo kok. Ikut 1.200 kilo audax, tapi ternyata tanjakannya ngawur, aku nge-push pingsan di KM 250 itu tanjakan Pacitan arah Goa Jepang,” ungkapnya.

MEMBACA  BNPB Memperingatkan Risiko Kebakaran Hutan Tinggi di Sumatera, Jawa

Tirta menceritakan, insiden itu terjadi lantaran dia mengalami hiplovomik alias dehidrasi parah. Dia kemudian beristirahat dan langsung tak sadarkan diri di sebuah warung.

“Dari situ aku sadar diri, cederaku parah banget. Ternyata itu mikrosleep karena dehidrasi parah salah manajemen energi. Lagi gowes berhenti di warung terus hilang digugah sama orang. Waktu di warung itu udah break out lemes banget kayak susah narik nafas, terus break out. Dari situ kita tau bahwa ternyata berlebihan enggak baik,” ujarnya.

Dia juga mengungkap saat itu hamstring-nya sampai robek. Tidak hanya itu, dokter Tirta juga mengalami masalah pada jantungnya.

“Nah sejak saat itu periksa ke dokter hamstringku robek terus lutut bermasalah, jantungku belum siap. Heart rate tinggi banget, abis itu masa otot masih reda,” ungkapnya.

Akibat kejadian tersebut, dokter Tirta sadar rupanya tak baik berlebihan bahkan dalam berolahraga. Akibatnya, dia harus melakukan terapi dan menyiapkan staminanya sebelum kembali bersepeda.

Halaman Selanjutnya

Tirta menceritakan, insiden itu terjadi lantaran dia mengalami hiplovomik alias dehidrasi parah. Dia kemudian beristirahat dan langsung tak sadarkan diri di sebuah warung.