Diskusi Para Ahli dan Praktisi Teknologi tentang Peran AI dalam Meningkatkan Pendidikan di Indonesia

Jakarta, VIVA – PT Reformasi Generasi Indonesia (REFO) mengadakan Indonesia Future of Learning Summit (IFLS) 2024 di Jakarta. Para pakar dan praktisi dalam bidang teknologi, dari Indonesia, Singapura, Britania Raya, dan Kanada berkumpul untuk membahas peran Artificial Intelligence (AI) dalam meningkatkan sektor pendidikan di Indonesia ke depan.

Acara ini dihadiri oleh sekitar 300 peserta yang antusias mengikuti setiap sesinya. Para peserta berasal dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari DKI Jakarta hingga Kalimantan Timur.

Pepita Gunawan, Pendiri dan Direktur Pelaksana REFO, mengungkapkan bahwa AI terus berkembang dengan pesat dan telah mengubah lanskap pendidikan secara signifikan. Kehadirannya membawa peluang dan risiko, dan institusi pendidikan harus cerdas dalam memilih, memetakan, dan mengintegrasikan berbagai alat AI untuk menyempurnakan proses pembelajaran.

Dia menjelaskan bahwa diskusi serius tentang AI, terutama dalam pendidikan, masih jarang terjadi di Indonesia. Namun, AI telah menjadi bagian integral dalam bidang ini. Jika institusi pendidikan tidak segera menanggapinya, pemanfaatan AI dalam pendidikan, terutama oleh siswa, berpotensi menjadi tidak terkendali.

Oleh karena itu, institusi pendidikan harus mampu membuat “pagar” untuk mengatur bagaimana AI dapat digunakan dalam pembelajaran. Diperlukan kebijakan dan regulasi seputar AI, setidaknya dalam tingkat kelembagaan.

REFO bertujuan menciptakan masa depan pendidikan yang lebih inklusif dan berkualitas melalui pemanfaatan teknologi, terutama AI. Dengan berkembangnya AI dan alat digital lainnya, peserta didik di Indonesia dapat memiliki akses yang lebih luas ke materi belajar yang personal dan disesuaikan dengan kebutuhan. REFO juga mendorong adopsi teknologi AI dalam sistem pendidikan Indonesia, dan mempersiapkan generasi masa depan yang siap menghadapi tantangan global.

IFLS 2024 menghadirkan Keynote Speaker yang merupakan pakar AI, seperti Dr. Égo Obi dari Britania Raya, mantan eksekutif Google dengan pengalaman lebih dari 20 tahun dalam bidang etika AI dan pendidikan. Dalam sesinya, Égo berbagi wawasan dalam menavigasi kompleksitas etika AI dalam pendidikan serta langkah-langkah praktis integrasi AI dalam pendidikan.

MEMBACA  Dekan FK Unair Dipecat karena Menolak Dokter Asing, Para Dekan di Seluruh Indonesia Bereaksi!

Noudhy Valdryno, seorang veteran dalam bidang kebijakan pemerintah dan publik yang juga merupakan co-founder ACE Edventure Indonesia, membahas tata kelola dan kesiapan AI di Indonesia, menyoroti pentingnya mempersiapkan infrastruktur dan kebijakan yang tepat untuk mendukung integrasi AI di dunia pendidikan.

Jeff Lee dari Singapura, CEO dan Pendiri Zoala, sebuah platform AI untuk kesehatan mental remaja, berbagi bagaimana AI dapat meningkatkan literasi kesehatan mental dalam pendidikan dan implementasi teknologi AI terkait kesehatan mental untuk meningkatkan pengalaman pengajaran dan pembelajaran.

Selain Keynote Session, IFLS 2024 juga menghadirkan sesi “Ter AI AI” di mana tiga praktisi teknologi pendidikan, yaitu Steven Sutantro, Devi Yulianty, dan Adi Iskandar, mendemonstrasikan implementasi pemanfaatan AI di ruang kelas untuk meningkatkan keterlibatan siswa.

Kurang-lebih 300 peserta terlihat antusias dan aktif mengikuti setiap sesi. Banyak pertanyaan diajukan kepada semua pembicara. “Kedalaman materi terutama dengan paparan berbagai studi kasus. Para pembicara sangat menguasai bidang masing-masing,” kata Winda Veronica Silalahi, peserta dari Nanyang Zhi Hui School Medan.

“Acara ini meyakinkan saya bahwa AI dapat diimplementasikan di sekolah dengan batasan yang sesuai dengan misi dan nilai sekolah. Juga memberikan informasi tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam implementasi AI di lingkungan sekolah,” kata Ferri Chandra, salah satu pimpinan Yayasan BPK PENABUR yang hadir dalam IFLS 2024.

“AI bisa membantu kita untuk mempersonalisasi pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan keterlibatan siswa. Bahkan, AI juga dapat membantu kita menjaga kesejahteraan mental siswa, dan memberikan dukungan yang dibutuhkan oleh para pendidik,” tambahnya.

Tinggalkan komentar