Jakarta (ANTARA) – Calon presiden nomor 1, Anies Baswedan, mengatakan ia meyakini bahwa diperlukan skema yang lebih kreatif untuk mendapatkan hutang luar negeri. Dia menyampaikan ide ini saat merespons jawaban calon presiden nomor 3, Ganjar Pranowo, dalam debat presiden ketiga yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) di sini pada malam Minggu. “Penting juga untuk mengembangkan skema yang lebih kreatif dalam mencari hutang luar negeri, termasuk melibatkan sektor swasta,” kata Baswedan. Selain itu, Baswedan mengatakan alokasi hutang harus ditujukan untuk kegiatan yang lebih produktif agar pihak asing tidak ikut campur dalam mengelola atau memenuhi kewajiban hutang negara. “Jangan menggunakan hutang untuk kegiatan yang tidak produktif. Misalnya, hutang harus digunakan oleh Kementerian Pertahanan untuk membeli sistem peralatan pertahanan bekas,” katanya. Baswedan mengatakan bahwa kegiatan yang produktif ini secara perlahan akan berdampak pada ekspansi jumlah pembayar pajak yang diharapkan dapat meningkatkan produk domestik bruto (PDB). Sebelumnya, KPU menetapkan tiga pasang kandidat presiden dan wakil presiden, yaitu pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan nomor urut 1, nomor 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan nomor 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD. KPU juga telah menjadwalkan periode kampanye dari 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, kemudian hari pemungutan suara pada 14 Februari 2024. Tema debat ketiga mencakup pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, geopolitik, dan kebijakan luar negeri. Ketua KPU Hayim Asy’ari mengatakan bahwa debat ketiga dapat membantu pemilih dalam menentukan pilihan mereka pada hari pemungutan suara. “Mari kita saksikan dengan serius sehingga tema-tema yang diperdebatkan dapat dipertimbangkan,” kata Asy’ari. Berita terkait: Anies mengajak Indonesia membentuk kemakmuran global dalam debat ketiga Berita terkait: Pada hari ke-41 kampanye pemilihan, Anies bersiap untuk debat kedua Berita terkait: Menanti debat mendalam Anies, Prabowo, Ganjar mengenai isu pertahanan