BKKBN mengatakan bahwa program Kampung Keluarga Berencana (KB) adalah upaya untuk meningkatkan indeks ketahanan keluarga nasional, yang saat ini berada di angka 61. Wakil dekan pelatihan dan pengembangan di BKKBN, Irma Ardiana, mengatakan bahwa skor tersebut berarti keluarga berada pada tahap pengembangan, sedangkan target untuk indeks tersebut adalah 70.
“Saat ini, kami telah mengubahnya, disebut Kampung Keluarga Berkualitas. Tidak hanya difokuskan pada pasangan usia reproduksi, tetapi juga pada siklus kehidupan yang lain,” katanya di Banyuwangi, Jawa Timur, pada hari Rabu.
Dia mengatakan bahwa program tersebut dulunya disebut Desa Keluarga Berencana, tetapi sejak itu dimodifikasi untuk membuatnya lebih inklusif. Jangkauannya tidak lagi terbatas pada pasangan, tetapi juga bayi dan balita, wanita, remaja, dan lansia.
Dia menjelaskan bahwa upaya pemberdayaan masyarakat sekarang terkait dengan kegiatan ekonomi untuk mendorong keluarga agar menjadi produktif.
“Prevalensi stunting di Indonesia adalah 21,5 persen. Jika kita melihatnya secara absolut, itu berarti Indonesia masih memiliki tantangan, karena masih ada 4,7 juta balita dengan pertumbuhan terhambat di Indonesia,” tegas Ardiana.
Tantangan lainnya termasuk kurangnya pendidikan atau lapangan kerja bagi remaja, yang terbatas pada 22 persen. Hal ini diikuti oleh peningkatan jumlah lansia akibat aksesibilitas pelayanan kesehatan yang diperpanjang.
Dia berpendapat bahwa prestasi kampung Sidomulyo, desa Jambewangi, kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, dalam memberdayakan masyarakatnya melalui Kampung KB telah luar biasa dan dapat menjadi parameter untuk upaya serupa di daerah lain dan bahkan di luar negeri, jika upaya tersebut ditiru di sana.
Pada kesempatan yang sama, asisten ekonomi dan pembangunan di Sekretariat Daerah Banyuwangi, Dwi Yanto, mengatakan bahwa Kampung KB berfokus pada empat variabel, yaitu bayi dan balita, remaja, wanita dan orang tua, serta lansia.
Yanto menekankan bahwa pendidikan dan pelatihan sangat penting untuk pemberdayaan karena memungkinkan wanita dan lansia untuk menjadi produktif, misalnya dengan membuat makanan ringan dan barang dari bahan lokal.
Dia juga mendorong untuk mencegah pernikahan dini di kalangan remaja serta mempromosikan inovasi oleh masyarakat setempat.
Dia berharap bahwa program ini akan direplikasi di daerah lain dan pemerintah pusat akan memberikan dukungan untuk upaya tersebut.
Sebuah acara Duta Besar Mengunjungi Kampung Keluarga Berkualitas diadakan oleh BKKBN dari 13-15 Mei 2024, di Banyuwangi untuk memperlihatkan program tersebut kepada negara lain, seperti Kanada, Australia, Singapura, Rumania, Zimbabwe, Kenya, dan Finlandia, serta organisasi global seperti Organisasi Kesehatan Dunia, UNICEF, UNFPA, dan USAID.
Acara tersebut juga bertujuan sebagai sarana untuk mengembangkan kerjasama dengan mereka.