Jakarta (ANTARA) – Koperasi Desa Merah Putih yang direncanakan di pedesaan Indonesia diharapkan menjadi instrumen strategis untuk mengentaskan kemiskinan di kalangan penduduk pedesaan, kata Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo Priyono.
“Mayoritas orang yang tergolong miskin dan sangat miskin tinggal di desa. Pak Presiden telah meminta agar kemiskinan ekstrem bisa diatasi pada tahun 2026, dan saya ingin program Koperasi Desa Merah Putih ini tepat sasaran,” tambahnya.
Dalam sebuah pernyataan yang diterima dari kantornya di sini pada hari Senin, Priyono mengutip Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), yang menunjukkan bahwa Indonesia memiliki 24 juta penduduk yang ekonominya terpinggirkan, 3,17 juta di antaranya berada dalam kategori sangat miskin.
Ia kemudian menambahkan bahwa 39,93 persen warga miskin dan 46,26 persen orang sangat miskin bergantung pada kegiatan pertanian informal untuk mencari nafkah.
Wakil menteri itu mengamati bahwa mempromosikan model bisnis koperasi di lebih banyak desa akan memberikan akses yang lebih luas kepada penduduk pedesaan yang ekonominya terpinggirkan terhadap sumber-sumber keuangan, dan pada akhirnya memungkinkan mereka untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
Priyono menyatakan keyakinannya bahwa dengan pertimbangan semua hal, program Koperasi Desa Merah Putih akan membantu pemerintah mencapai targetnya untuk menghapus kemiskinan ekstrem pada tahun 2026.
Ia menyampaikan pendapat tersebut dalam rapat terbatas menteri tentang pembentukan satuan tugas untuk program tersebut di Jakarta.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, mengatakan bahwa pemerintah akan mempertimbangkan pandangan pejabat desa dan penduduk dalam melaksanakan program tersebut.
Ia menambahkan bahwa pemerintah pusat tidak akan mengabaikan entitas bisnis yang sudah ada, seperti kelompok petani, Badan Usaha Milik Desa, dan koperasi.
“Pada prinsipnya, kita harus memulai program ini paling lambat enam bulan dari sekarang,” tegasnya.
Presiden Prabowo Subianto berencana untuk mendirikan 70 ribu koperasi desa di berbagai daerah untuk memacu kemajuan dan kesejahteraan di pedesaan.
Pada 7 Maret 2025, Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi mengatakan bahwa koperasi akan ditetapkan sebagai fasilitas one-stop yang menawarkan layanan penyimpanan, tabungan dan pinjaman, farmasi, dan layanan medis.
Menteri memperkirakan bahwa pengembangan satu koperasi desa akan membutuhkan biaya sebesar Rp5 miliar (sekitar US$306 ribu).
Berita terkait: Harapan akan dampak nyata dengan Koperasi Desa Merah Putih
Berita terkait: Program Koperasi Merah Putih untuk harga pangan stabil: Menteri
Penerjemah: Hana D, Tegar Nurfitra
Editor: Arie Novarina
Hak cipta © ANTARA 2025