Kamis, 27 November 2025 – 11:40 WIB
Kesuksesan Denny JA memenangkan BRICS Award for Literary Innovation membuktikan bahwa inovasi sastra dari Indonesia bisa terdengar sampai ke tingkat global. Karya eksperimentalnya berupa puisi esai, sebuah genre yang dia ciptakan lebih dari satu dekade lalu, menjadi alasan utama dia diberikan penghargaan bergengsi ini. Genre ini menggabungkan puisi liris, cerita, dan elemen-elemen fakta dalam satu bentuk yang menyuarakan tragedi sosial sekaligus menampilkan kedalaman data.
Baca Juga :
Survei LSI Denny JA: Soeharto Presiden yang Paling Disukai
Di tengah dominasi wacana sastra yang condong ke Barat, kehadiran puisi esai muncul sebagai alternatif dari Global South. Denny menekankan bahwa negara-negara Asia, Afrika, sampai Amerika Latin juga punya kekuatan sastra yang layak dapat tempat lebih luas.
“Banyak negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin juga memiliki suara sastra yang bisa menyeimbangkan dominasi Barat,” ujarnya dalam keterangan yang dikutip dari Instagram @dennyjafoundation pada Kamis, 27 November 2025.
Baca Juga :
Harta Kekayaan Tembus Rp3 Triliun di LHKPN, Denny JA: Ini Hanyalah Titipan
Penghargaan BRICS yang akan diberikan di Khabarovsk, Rusia, pada akhir November 2025 itu menjadi bukti bahwa terobosan sastra dari Indonesia dianggap penting di tingkat internasional.
Baca Juga :
Denny JA Masuk Daftar 10 Besar Dunia Calon Penerima BRICS Literature Award 2025
BRICS Literature Award sendiri adalah penghargaan yang lahir dari Forum ‘Traditional Values’ 2024. Para kandidat diseleksi melalui longlist, shortlist, sampai penentuan pemenang oleh juri dari berbagai negara. Penilaiannya tidak hanya pada kualitas estetika, tapi juga kontribusi karya terhadap nilai dan jiwa bangsa.
Denny JA mengonfirmasi bahwa dia menerima dua surat resmi dari pihak BRICS, termasuk dari Kepala Direktur Festival Seni Internasional BRICS. Dalam prosesnya, dia juga beberapa kali diwawancarai mengenai pandangannya tentang puisi esai dan relevansinya bagi Global South.
“Di tengah dominasi wacana sastra yang berkiblat ke Amerika Serikat dan Eropa, BRICS Literature Award menegaskan pentingnya suara alternatif dari Global South, termasuk Indonesia,” katanya.
Dia menambahkan bahwa penghargaan ini terasa seperti sebuah pengakuan yang sangat berarti, bukan hanya sekedar pemberitahuan administratif biasa.
“Undangan itu terasa bukan cuma pemberitahuan administratif. Ia datang sebagai pengakuan yang sunyi tapi besar,” tambahnya.
Puisi esai berawal dari pertanyaan sederhana: bisakah puisi bersifat liris tapi tetap berdasar pada data dan cerita faktual? Eksperimen ini kemudian tumbuh menjadi genre baru yang:
Halaman Selanjutnya
- menggabungkan estetika puisi dengan laporan sosial,
- menjadi media untuk mendokumentasikan tragedi dan harapan,
- melahirkan komunitas penulis lintas generasi,
- dan menginspirasi festival regional seperti ASEAN Poetry Essay Festival.