Dengan Manfaat Buah Salak, Pria di Jombang Berhasil Meraih Miliaran Rupiah Setiap Tahun

Senin, 12 Agustus 2024 – 16:08 WIB

Jombang, VIVA – Siapa yang tidak mengenal buah salak. Buah yang memiliki rasa manis dan sedikit masam serta tekstur keras ini memiliki banyak manfaat.

Baca Juga :

Viral Petani di Banjarnegara Buang Salak ke Sungai, Ini Penyebabnya

Buah ini dapat ditemui di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kulitnya yang keras dan tajam sering membuat orang terluka saat mengupasnya, sehingga banyak yang enggan untuk makan buah salak meskipun rasanya enak.

Namun, Kuswantoro, warga Desa Kedungrejo, Kecamatan Megaluh, telah berhasil mengubah salak menjadi berbagai olahan makanan, termasuk minuman.

Baca Juga :

Kepala RS Salak Pastikan Tidak Ada Korban dalam Insiden Kebakaran

Tidak hanya itu, ia juga menciptakan cara unik untuk menyantap salak tanpa harus mengupas kulitnya.

“Produk kami memiliki beberapa varian. Best seller-nya adalah kripik buah salak dan jenang salak. Semua itu terbuat dari salak lokal,” ujar Kuswantoro, pada Minggu 11 Agustus 2024.

Baca Juga :

Dari Ikan hingga Buah-buahan, Bea Cukai Bantu Produk Lokal Tembus Pasar Internasional

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa usaha ini dimulai pada tahun 2012 dengan menyediakan berbagai makanan kemasan hasil olahan salak agar orang dapat dengan mudah menikmati salak tanpa harus repot mengupasnya.

Berbagai jenis camilan dihasilkan dari buah salak yang biasanya hanya dikonsumsi secara langsung.

Selain keripik dan jenang salak, mereka juga mengolah salak menjadi berbagai kuliner unik seperti roti salak, teh salak, kopi biji salak, dan sirup dari sari buah salak.

“Karena limbah dari buah salak ini berupa biji dan kulit, kami memanfaatkannya untuk berbagai makanan dan minuman sehat,” ujarnya.

MEMBACA  Schneider Electric Bermitra dengan NVIDIA untuk Mengembangkan Desain Data Center Berbasis AI

Ia menegaskan bahwa teh dan kopi salak tidak dibuat dari buah salak itu sendiri, melainkan dari olahan kulit dan bijinya.

“Kami menggongseng bijinya untuk membuat kopi, dan kulitnya kami gongseng kemudian keringkan untuk membuat teh,” katanya.

Berbagai produk olahan salak itu dijual dengan harga bervariasi, dan omzet yang dihasilkan dari penjualan makanan kemasan hasil olahan salak ini cukup lumayan.

“Sebelum pandemi, omzetnya mencapai ratusan juta. Sekarang, omzet keseluruhan dalam setahun hampir mencapai Rp3 miliar,” tuturnya.

Berbagai produk makanan berbahan dasar salak yang sudah dikemas rapi dijual di outlet, layanan pengantaran online, marketplace, serta berbagai toko modern di seluruh Indonesia hingga mancanegara.

Halaman Selanjutnya

“Karena limbah dari buah salak ini berupa biji dan kulit, kami memanfaatkannya untuk berbagai makanan dan minuman sehat,” ujarnya.