Sabtu, 4 Oktober 2025 – 16:35 WIB
Jakarta, VIVA – Perusahaan multinasional di bidang jasa keuangan, Deloitte, yang berasal dari Inggris mencatatkan penurunan pendapatan tahunan yang berakhir pada 31 Mei 2025. Penurunan ini menjadi pertama kalinya firma akuntansi tersebut melaporkan kontraksi sejak tahun 2010.
Baca Juga :
PLN Raup Pendapatan Rp 281 Triliun di Semester I-2025, Penjualan Listrik Naik 4,53 Persen
Firma akuntan yang termasuk dalam Big Four ini melaporkan kontraksi sebesar 1 persen secara year on year (yoy) menjadi £5,68 miliar atau sekitar Rp 126,7 triliun. Penurunan pendapatan Deloitte UK ini terutama disebabkan oleh kinerja divisi konsultan yang lemah.
Tidak cuma Deloitte, tiga anggota Big Four lainnya juga mengalami kesulitan menghadapi penurunan permintaan sejak pandemi Covid. Situasi ini memaksa ketiga perusahaan tersebut untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Baca Juga :
Respon Santai Manajemen BYD Usai Warren Buffett Cabut Investasi
Meskipun pendapatannya menurun, keuntungan untuk para mitra justru meningkat dengan rata-rata laba per mitra naik 4 persen menjadi £1,05 juta. Yang menarik, ini adalah tahun kelima berturut-turut mitra Deloitte dibayar lebih dari £1 juta, mengalahkan pencapaian rata-rata mitra di tiga firma Big Four lainnya.
Ilustrasi Tantangan Ekonomi
Baca Juga :
Halal Indo 2025, Kemenperin Kantongi komitmen investasi Rp7,2 Triliun
Deloitte menyebut peningkatan ini sebagai hasil dari langkah-langkah efisiensi dan pengendalian biaya.
Sementara itu, divisi konsultan mengalami penurunan yang tajam hingga 10 persen menjadi £1,68 miliar karena klien menunda investasi untuk proyek transformasi besar. Sebaliknya, tiga lini bisnis lainnya justru tumbuh.
Unit bisnis pajak dan hukum naik 7 persen. Sedangkan audit dan bisnis transaksi masing-masing mencatat pertumbuhan sebesar 3 persen.
“Perusahaan kami tetap tangguh dengan kesuksesan klien di semua lini bisnis,” ujar Senior Partner dan CEO Deloitte UK, Richard Houston, dikutip dari Financial Times pada Sabtu, 4 Oktober 2025.
Houston menyebutkan performa perusahaannya masih “robust” di tengah kondisi pasar yang kompleks. Dia mengakui bahwa geopolitik dan tantangan ekonomi yang berkelanjutan membuat banyak organisasi berhati-hati dalam pengeluaran dan menunda investasi.
“Mengingat hal itu, perusahaan harus meninjau dan membuat perubahan pada organisasi,” tambahnya.
Deloitte telah melakukan restrukturisasi besar sejak tahun lalu dengan mengurangi jumlah unit bisnis dari lima menjadi empat, serta melakukan beberapa kali pemotongan jumlah karyawan. Anggaran untuk kenaikan gaji dan bonus tahun ini juga dikurangi £10 juta menjadi £253 juta.
Halaman Selanjutnya
Perusahaan mengonfirmasi bahwa jumlah promosi serta kenaikan gaji rata-rata lebih rendah dari rencana awal karena laba dibawah target. Hasil Deloitte yang berlokasi di Inggris dan Swiss berhasil menghemat 3 persen pengeluaran atau setara £796 juta.