Bandung, VIVA – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi turun langsung untuk menenangkan massa yang tergabung dalam aksi unjuk rasa gabungan antara pengemudi ojek daring (ojol) dan mahasiswa di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Kota Bandung, pada Jumat malam, 29 Agustus 2025.
Dedi tiba sekitar pukul 19.30 WIB dengan dikawal aparat TNI-Polri dan staf Pemprov Jabar. Di media sosialnya, @dedimulyadi71, pria yang sering disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) itu meminta para demonstran untuk menjaga situasi agar tetap kondusif.
Bukannya direspons dengan baik, mantan Bupati Purwakarta dua periode itu malah diteriaki kata ‘revolusi’ oleh massa. Mereka juga berteriak kepada KDM agar ‘jangan syuting dulu’.
Massa menyinggung kedatangan Dedi Mulyadi yang dikawal ketat aparat dan ajudannya dengan banyak kamera yang menyorot di tengah kericuhan aksi unjuk rasa itu.
Saat berjalan mendekati massa, KDM yang mengoleskan pasta gigi di bawah matanya juga menjadi sasaran amuk massa, hingga terkena lemparan botol air mineral. Aparat dengan sigap membentuk barikade.
Situasi sempat memanas dan terjadi aksi saling dorong hingga akhirnya KDM dievakuasi oleh aparat keamanan ke dalam Gedung DPRD Jabar.
Dalam unggahan selanjutnya, KDM mengabadikan momen bersama beberapa demonstran dan meminta mereka untuk tidak membakar Gedung Sate yang ikonik.
“Ini saya bersama masyarakat saya, masyarakat Jawa Barat. Hari ini mereka punya banyak keluhan. Saya minta jangan sentuh Gedung Sate ya, saya akan selalu berbuat adil untuk kalian semua,” kata KDM.
Sebelumnya, massa membakar sebuah bangunan aset milik MPR RI yang terletak di depan Gedung DPRD Jabar, Kota Bandung, pada Jumat, 29 Agustus 2025.
Berdasarkan pantauan di lokasi, massa aksi awalnya melempari Gedung DPRD Jabar dengan batu, petasan, hingga bom molotov. Lemparan juga diarahkan ke sebuah rumah di seberang gedung dewan, tepatnya di Jalan Diponegoro.
Bangunan yang pernah digunakan sebagai rumah dinas Wakil Gubernur Jabar pada era Gubernur Nuriana itu kemudian terbakar setelah bagian depannya kena lemparan molotov dan api menjalar ke dalam.
Kepala Biro Administrasi dan Pimpinan (Adpim) Pemprov Jabar, Akhmad Taufiqurrahman, membenarkan bahwa bangunan tersebut merupakan aset MPR RI. “Itu aset bangunan MPR RI,” kata Akhmad saat dikonfirmasi.