Timnas Indonesia bersiap menghadapi Piala AFF 2024 dengan skuad yang didominasi pemain muda, tanpa kehadiran pemain keturunan. Kondisi ini memicu perdebatan: mampukah skuad muda Garuda mengakhiri kutukan runner-up dan merebut gelar juara yang selama ini menjadi impian?
Shin Tae-yong memutuskan untuk menurunkan skuad muda, sebagian besar merupakan pemain Timnas U-22, dengan rata-rata usia 20,5 tahun. Pemain senior seperti Asnawi Mangkualam (25 tahun) menjadi sosok paling berpengalaman dalam tim, sementara Arkhan Kaka (17 tahun) menjadi pemain termuda. Keputusan ini diambil sebagai bagian dari program regenerasi jangka panjang sepak bola Indonesia.
Namun, absennya pemain naturalisasi karena tidak dilepas klub, serta cedera yang menimpa pemain seperti Made Tito dan Dzaky Asraf, menambah tantangan bagi tim ini. Pengamat sepak bola Akmal Marhali menyebut langkah ini sangat berisiko. “Turnamen ini adalah kompetisi senior. Sebagian besar pemain kita belum punya pengalaman di level ini,” ujarnya.
Sejak Piala AFF pertama kali digelar pada 1996, Timnas Indonesia sudah enam kali mencapai final, yaitu pada 2000, 2002, 2004, 2010, 2016, dan 2020. Namun, Garuda selalu gagal membawa pulang trofi. Pada edisi 2020, misalnya, Indonesia kalah dengan agregat 6-2 dari Thailand di final. Meski dianggap spesialis runner-up, kali ini Indonesia bertekad mengubah status tersebut.
Timnas Indonesia tergabung di Grup B bersama Vietnam, Filipina, Myanmar, dan Laos. Laga perdana melawan Myanmar pada 9 Desember 2024 dipandang sebagai peluang untuk meraih poin penuh. Namun, ujian sesungguhnya akan datang saat menghadapi Vietnam, yang dipastikan membawa skuad terbaik mereka.
Keberanian Shin Tae-yong mengandalkan pemain muda juga didasari performa menjanjikan mereka di turnamen sebelumnya, seperti Piala AFF U-22 2019 dan SEA Games 2023. Semangat juang dan determinasi tinggi disebut menjadi kekuatan utama tim.
Pelatih Shin Tae-yong menekankan pentingnya dukungan publik untuk mendongkrak kepercayaan diri para pemain muda. Melalui akun Instagram-nya, Shin mengajak seluruh masyarakat Indonesia memberikan dukungan penuh. “Ayo dukung pemain muda kita agar bisa memberikan yang terbaik,” tulisnya.
Meski tantangan berat menanti, regenerasi yang dilakukan Shin bisa menjadi fondasi kuat untuk masa depan Timnas Indonesia. Jika berhasil melewati tekanan di Piala AFF 2024, skuad muda ini berpotensi menjadi generasi emas yang mengukir sejarah baru, tidak hanya di Asia Tenggara tetapi juga di panggung internasional.
Mampukah Timnas Indonesia mengakhiri penantian panjang dan meraih gelar juara tanpa pemain keturunan? Jawabannya akan terungkap di Piala AFF 2024. Dukungan dan doa dari masyarakat tentu menjadi bahan bakar penting untuk perjuangan para pemain muda ini. Garuda di Dadaku, Garuda Kebanggaanku!
(sto)