Dana Rp3.000 Triliun Dibutuhkan untuk Proyek Kelistrikan Nasional

Indonesia butuh dana yang besar banget, sekitar Rp 3.000 triliun, buat menjalankan proyek listrik nasional. Hal ini udah tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) untuk tahun 2025 sampai 2034.

Direktur PLN, Evy Haryadi, ngomong kalo butuh kepercayaan yang tinggi dari investor buat dana sebanyak itu. Kata dia, PLN terus berusaha meyakinkan pasar dengan cara memperbaiki profil risiko mereka.

“Risiko kita sudah turun dari 30,7 ke 27,4, yang artinya masuk kategori risiko menengah. Dengan perbaikan ini, kesempatan buat dapetin investor pasti akan lebih terbuka,” ujar Evy di acara SAFE 2025 di Jakarta.

Dalam 10 tahun ke depan, pemerintah punya target nambah kapasitas listrik sebesar 69,5 gigawatt (GW). Sebagian besarnya, yaitu 76% atau 52,9 GW, rencananya bakal datang dari energi terbarukan dan teknologi penyimpanan energi. Angka ini hampir sama sama besar dengan kapasitas listrik yang dibangun sejak Indonesia merdeka.

Walaupun terlihat ambisius, rencana RUPTL ini dianggap punya nilai strategis. Tapi, buat mencapai ini, harus ada kejelasan soal permintaan listrik ke depannya. Evy nekankan bahwa menciptakan demand itu strategi utama, apalagi buat sektor-sektor yang diperkirain bakal naik konsumsinya.

MEMBACA  17 Penyakit yang Tidak Disarankan saat Berpuasa, dari Diare hingga Alzheimer