Jumat, 11 April 2025 – 13:36 WIB
Jakarta, VIVA – Dampak perang dagang yang dikobarkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dipastikan akan turut berimbas ke berbagai negara termasuk ke Indonesia.
Baca Juga :
Ketua OJK Sebut Ekonomi Indonesia Cuma Terdampak 1 Persen jika Tarif Trump Diterapkan
Namun, nyatanya belum banyak yang secara spesifik menjabarkan apakah dampak perang dagang bagi Indonesia itu akan dirasakan secara langsung atau tidak langsung, serta bagaimana implikasinya secara nyata.
Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin menjelaskan, dampak yang akan dirasakan oleh Indonesia dari perang dagang ala Trump ini akan terasa meskipun tidak secara langsung.
Baca Juga :
Donald Trump Soal Perang Dagang: Kita Lihat Saja Apa yang Terjadi dengan Tiongkok
“RI akan terdampak, terutama melalui rute tindak langsung yaitu dari trade diversion (pengalihan perdagangan) dan meningkatnya potensi pemindahan investasi,” kata Wijayanto saat dihubungi VIVA, Jumat, 11 April 2025.
Kapal yang membawa barang-barang ekspor dan peti kemas China. (Foto ilustrasi)
Baca Juga :
Warga Austria Siap Boikot Produk AS, Anggap Trump Ancaman Bagi Uni Eropa
Dia menjabarkan, trade diversion adalah situasi dimana banyak negara akan menjadikan RI sebagai pasar penting produk mereka. “Jika tidak diantisipasi, ini akan mengganggu produsen dalam negeri,” ujarnya.
Kemudian dalam hal risiko dunia akan meningkat dan mendorong perilaku fly to quality, hal itu akan membuat investor berpotensi memindahkan investasi dari negara berisiko tinggi ke negara yang dianggap lebih aman. Dimana dalam konteks ini persepsi risiko Indonesia termasuk tinggi.
“Dua hal tersebut akan membuat Indonesia memiliki tantangan yang lebih tinggi, yang meliputi tantangan fiskal, tantangan nilai tukar, tantangan deindustrialsiasi, dan tantangan penciptaan lapangan kerja,” kata Wijayanto.
Ketika ditanya apakah situasi ini akan memperbesar peluang penetrasi produk-produk China ke Indonesia, setelah sebelumnya serbuan produk-produk elektronik dan otomotif mereka sudah cukup massif di Tanah Air, Wijayanto pun mengakui bahwa hal itu sangat mungkin terjadi.
Namun, mengenai apakah hal itu nantinya akan semakin meperbesar ketergantungan Indonesia pada produk-produk China, Dia pun membantah mengenai hal tersebut. Sebab yang terjadi menurutnya adalah justru semakin menguatnya jalinan perdagangan antara Indonesia dengan China, alih-alih dianggap sebagai sebuah ketergantungan.
“Yang terjadi sesungguhnya adalah interlink antarekonomi yang semakin kuat. Ini sesuatu yang normal dan netral, tidak bisa diartikan sebagai ketergantungan,” ujarnya.
Halaman Selanjutnya
“Dua hal tersebut akan membuat Indonesia memiliki tantangan yang lebih tinggi, yang meliputi tantangan fiskal, tantangan nilai tukar, tantangan deindustrialsiasi, dan tantangan penciptaan lapangan kerja,” kata Wijayanto.