Curhat Arumi Bachsin Mengasuh Bayi Prematur: Perjalanan Penuh Tantangan dan Luapan Emosi

Minggu, 7 Desember 2025 – 07:02 WIB

Jakarta, VIVA – Peringatan Hari Prematur Sedunia yang jatuh setiap 17 November kembali jadi momentum untuk menyoroti isu kelahiran prematur dan kompleksitas perawatan bayi yang lahir sebelum waktunya.

Baca Juga :
Deg-degan Sampai Lutut Lemas, Ini yang Pertama Dilakukan Arumi Bachsin saat Ruang Kerja Emil Dardak Terbakar

Tahun ini, perhatian publik juga tertuju pada kisah pribadi aktris Arumi Bachsin, yang membagikan curhatnya tentang perjuangan membesarkan anaknya yang lahir prematur. Seperti apa ceritanya? Scroll untuk tahu lebih lanjut!

Dalam sebuah kesempatan, Arumi mengungkap perjalanan emosional yang harus dilaluinya sejak hari pertama anaknya lahir ke dunia.

Baca Juga :
Berhadapan Langsung dengan Para Pembakar Tempat Kerjanya, Begini Reaksi Emil Dardak

“Menjadi ibu dari bayi prematur adalah perjalanan yang penuh tantangan dan emosi. Setiap detik terasa berharga, tapi juga dipenuhi kekhawatiran. Memberikan ASI eksklusif jadi prioritas utama, meski tidak selalu mudah. Setiap tetes terasa seperti harapan baru bagi masa depan yang lebih baik,” ujar Arumi dalam keterangannya, dikutip Minggu 7 Desember 2025.

Ia menambahkan bahwa dukungan tenaga kesehatan menjadi sandaran penting di tengah masa-masa sulit tersebut.

Baca Juga :
Arumi Bachsin Dampingi Emil Dardak Tinjau Kantor yang Hangus Terbakar: Sabar dan Tetap Semangat Sayang

“Saya merasakan dukungan yang luar biasa dari dokter dan tenaga kesehatan selama proses ini. Semua itu membuat perjuangan ini terasa berarti,” imbuh Arumi.

Kelahiran Prematur Masih Jadi Tantangan Kesehatan Serius

Kisah Arumi menggambarkan sisi emosional yang dialami banyak keluarga yang berjuang untuk bayi prematur. Secara global, kelahiran prematur masih menjadi salah satu penyebab utama kematian anak di bawah lima tahun.

MEMBACA  Perang Telah Menjadi Agenda NATOTranslation: War Has Become NATO's Agenda

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat sekitar 15 juta bayi lahir prematur setiap tahun dan lebih dari satu juta di antaranya meninggal akibat komplikasi yang sebenarnya bisa dicegah.

Indonesia sendiri menempati peringkat kelima tertinggi di dunia, dengan perkiraan 675.700 bayi lahir prematur setiap tahun. Menurut Profil Kesehatan Indonesia 2024, prematuritas dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) masih jadi penyebab dominan kematian bayi pada fase neonatal dan pasca-neonatal.

Pentingnya Asupan Gizi dan Perawatan Holistik

Tenaga kesehatan menegaskan bahwa perjuangan keluarga bayi prematur tidak berhenti pada masa awal kelahiran. Perawatan yang terstruktur dan pemenuhan gizi optimal sangat penting untuk memastikan tumbuh kembang anak tetap berjalan dengan baik.

Spesialis Anak dan Neonatologi RSCM, Prof. Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo, Sp.A, Subsp. Neo., mengingatkan bahwa kualitas pertumbuhan bayi prematur sangat ditentukan sejak hari pertama kehidupan.

Halaman Selanjutnya

“Perawatan bayi prematur tidak hanya berfokus pada kelangsungan hidup, tetapi juga pada kualitas tumbuh kembangnya. ASI adalah sumber gizi utama bagi bayi prematur,” tuturnya.

Tinggalkan komentar