Senin, 1 September 2025 – 10:01 WIB
Jakarta, VIVA – Peneliti dari China telah meluncurkan chip 6G pertama didunia, yang bisa ningkatin kecepatan internet di daerah terpencil sampe 5.000 kali lipat dari yang sekarang.
Baca Juga :
Menurut situs South China Morning Post, Senin, 1 September 2025, teknologi super canggih ini diharap bisa bantu atasi kesenjangan digital antara masyarakat desa dan kota.
Dikembangin oleh ilmuwan dari Universitas Peking di Beijing dan Universitas Kota Hong Kong, chip 6G “semua frekuensi” ini katanya bisa kasih kecepatan internet seluler lebih dari 100 gigabit per detik di semua spektrum nirkabel, termasuk frekuensi yang biasa dipake di daerah terpencil.
Baca Juga :
Batal ke China, Prabowo Pilih Pantau Situasi di Tanah Air
Chip ini bikin internet kecepatan tinggi jadi lebih mudah diakses di wilayah-wilayah yang jaringannya masih kurang, dan bisa nransmisi film 8K definisi tinggi ukuran 50GB cuma dalam hitungan detik.
Walaupun punya manfaat potensial, teknologi 5G dan 6G juga dapet kritik, karena ada kekhawatiran resiko kesehatan dari radiasi elektromagnetik yang meningkat, apalagi dengan pita frekuensi lebih tinggi yang dipake di 6G.
Baca Juga :
IHSG Anjlok Lebih dari 2 Persen pada Akhir Sesi Pertama, Cek 5 Saham Sukses Melesat
Kerentanan terhadap serangan siber juga jadi masalah karena lebih banyak perangkat yang terhubung, dan dampak lingkungan dari perluasan infrastruktur, selain kesenjangan digital, bisa memperburuk ketimpangan dengan meninggalkan daerah pedesaan.
Kritikus juga peringatin soal meningkatnya pengawasan dan masalah privasi data seiring dengan makin tingginya konektivitas. Teknologi nirkabel kayak 5G sekarang ini masih terbatas di rentang frekuensi tertentu.
Chip 6G yang baru ini katanya mengintegrasikan semua spektrum (0,5 sampai 115 GHz) ke dalam chip kompak berukuran 11 x 1,7 mm, jadi gantiin beberapa sistem yang biasanya nanganin frekuensi yang beda-beda.
Ini bikin chipnya bisa beroperasi dengan lancar di pita rendah sampai tinggi, yang berguna banget buat aplikasi yang butuh permintaan tinggi dan area yang butuh jangkauan luas, kayak daerah pedesaan atau terpencil.
Para peneliti sekarang lagi usaha bikin modul plug-and-play untuk berbagai perangkat, dari smartphone sampai drone, yang bisa memperluas pemakaian chip 6G dalam teknologi sehari-hari.
“Pita frekuensi tinggi kayak gelombang milimeter dan terahertz nawarin bandwidth yang sangat besar dan latensi yang sangat rendah, jadi cocok buat aplikasi kayak realitas virtual dan prosedur bedah,” kata Wang Xingjun dari Universitas Peking.
Halaman Selanjutnya
Chip 6G yang baru dilaporkan mengintegrasikan seluruh spektrum (0,5 hingga 115 GHz) ke dalam chip kompak berukuran 11 x 1,7 mm, menggantikan beberapa sistem yang menangani frekuensi yang berbeda.