Cimahi Kurangi 30 Ton Timbulan Sampah per Hari dengan Strategi Ini

Jakarta, VIVA – Pemerintah Kota Cimahi tunjukkan komitmennya dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan dengan kolaborasi masyarakat. Jumlah timbulan sampah harian terus menurun, dari yang awalnya mencapai 120 ton, sekarang berhasil dikurangi jadi cuma 90 ton dalam beberapa tahun.

Baca Juga:
Unilever Indonesia Terapkan 3 Prinsip Ini Kurangi Pakai Kemasan Berbahan Plastik

Strategi yang dijalankan Cimahi bukan cuma satu langkah, tapi pendekatan berlapis. Edukasi komunitas, penegakan kebijakan, kampanye pilah sampah dari rumah, dan penyediaan fasilitas pengolahan yang memadai dijalankan bersamaan. Penurunan sekitar 30 ton per hari ini jadi prestasi penting, apalagi dengan keterbatasan lahan di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dan tantangan volume sampah yang terus naik.

Pemerintah kota juga terapkan sistem jadwal pengangkutan sampah bedasarkan jenisnya. Dengan adanya jadwal angkut yang berbeda untuk sampah organik dan anorganik, warga jadi terdorong untuk memilah sampah dari sumbernya. Sistem ini nggak cuma optimalkan kinerja operasional, tapi juga bikin kebiasaan baru yang konsisten di masyarakat.

Baca Juga:
Anak Muda Manado Diajak Sadar soal Krisis Perubahan Iklim, Minta Kebiasaan Sederhana Ini Dilakukan

Perubahan paling terasa terjadi di tingkat komunitas. Di RT 03 RW 10 Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, warga udah mulai kelola sampah secara mandiri. Lewat Program Peningkatan Peran Aktif Masyarakat (PPAM) yang bagian dari Improvement of Solid Waste Management to Support Regional and Metropolitan Cities Project (ISWMP), masyarakat nggak cuma diedukasi untuk memilah, tapi juga diarahkan untuk olah sebagian sampahnya langsung di lingkungan mereka.

Sebelum program ini jalan, cuma 30 persen dari 132 Kepala Keluarga (KK) yang rutin pilah sampah. Tapi, berkat konsistensi kader lingkungan, pengorganisasian oleh pengurus RT, dan sosialisasi yang gencar, sekarang lebih dari 82 persen KK udah pilah sampah secara mandiri. Perubahan perilaku ini jadi modal sosial yang sangat kuat.

MEMBACA  UnitedHealth (UNH) Dapat "Melakukan Apa Saja yang Diinginkan" di Bawah Pemerintahan Saat Ini

Baca Juga:
PLN IP Genjot Inovasi Pengelolaan Limbah Sampah di PLTG Gilimanuk

Lurah Cipageran Asep Hendrayana mengapresiasi pencapaian ini. “Atas nama Pemerintah Kota Cimahi, kami sambut baik program PPAM ISWMP yang sudah menjadikan Kelurahan Cipageran sebagai pilot project pengelolaan sampah, khususnya di RW 10 dan RW 14,” ujar Asep dalam keterangannya, Rabu, 17 September 2025.

Dia tekankan bahwa semangat warga untuk memilah dan mengelola sampah dari rumah harus terus diperkuat biar Cipageran bisa benar-benar menuju zero waste. Kebijakan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Cimahi tegaskan prinsip ‘Sampah Tidak Dipilah, Tidak Diangkut’.

Aturan ini terbukti efektif karena bikin warga jadi disiplin dalam memilah sampah. Pemilahan dilakukan jadi tiga kategori: organik, anorganik, dan residu. Sampah organik sebagian diolah jadi kompos dan pakan maggot, anorganik yang bernilai ekonomi dikumpulin untuk dijual, sedangkan residu baru diangkut ke TPA.

Dampaknya langsung terasa. Volume sampah yang harus dibuang ke TPA turun signifikan, kualitas lingkungan jadi lebih terjaga, dan warga dapet manfaat tambahan dari penjualan sampah anorganik. Di sisi lain, tumbuh juga semangat gotong royong yang baru. Kader lingkungan bertambah, komunitas makin solid, dan kesadaran untuk jaga lingkungan datang bukan karena dipaksa, tapi karena pemahaman.

Keberhasilan Cimahi juga didukung infrastruktur modern. Tanggal 26 Agustus, Pemerintah Kota Cimahi tandatangani Berita Acara Serah Terima Pengelolaan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Sentiong dan Lebaksaat dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Serah terima ini tandai berakhirnya pendampingan operasional oleh Kementerian PUPR, sehingga pengelolaan kedua TPST sekarang sepenuhnya jadi tanggung jawab pemerintah kota.

Fasilitas ini dibangun dengan dukungan ISWMP. TPST punya peran penting untuk mengolah sampah organik jadi kompos dan mengubah sebagian sampah jadi RDF (Refuse Derived Fuel). Dengan begitu, cuma sebagian kecil sampah yang benar-benar perlu diangkut ke TPA. Wali Kota Cimahi nyatakan bahwa pihaknya akan pastikan fasilitas ini dimanfaatkan secara optimal agar manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat.

MEMBACA  Suku Bunga Terbaik Rekening Pasar Uang Hari Ini, 20 Juni 2025 (Imbal Hingga 4,41% APY)

Dijelaskan bahwa ISWMP bukan cuma proyek fisik, tapi program komprehensif yang memperkuat sistem pengelolaan dari hulu ke hilir. Lima pilar yang dijalankan di Cimahi mencakup penyusunan dan penguatan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Sampah (RISPS) serta regulasi, peningkatan peran masyarakat lewat PPAM, penguatan kelembagaan dan SDM, pengembangan sistem pendanaan berkelanjutan, sampai pembangunan fasilitas berteknologi modern.

Keterkaitan antara kebijakan, masyarakat, kelembagaan, dan infrastruktur ini bikin sistem pengelolaan Cimahi lebih kuat. Pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan warga saling melengkapi, memastikan bahwa setiap sampah yang dihasilkan bisa ditangani sesuai mekanismenya.

Keberhasilan Cimahi jadi inspirasi yang bisa ditiru di daerah lain. RW 10 Cipageran buktikan bahwa perubahan bisa dimulai dari komunitas kecil, lalu beri dampak sistemik yang luas. Pendekatan edukatif, pendampingan kader, dan penegakan kebijakan lokal bikin kombinasi efektif untuk tumbuhkan kebiasaan baru yang berkelanjutan.

Model ini tunjukkan bahwa transformasi pengelolaan sampah bukan cuma mungkin dilakukan, tapi bisa jadi jalan menuju target “Zero Waste to TPA”. Cimahi sekarang jadi bukti nyata bahwa kolaborasi, sistem yang kuat, dan kesadaran masyarakat bisa ubah mimpi jadi langkah nyata dan bisa dicontoh oleh kota atau kabupaten lain di Indonesia.

Halaman Selanjutnya
Aturan ini terbukti efektif, karena mendorong warga untuk benar-benar disiplin dalam memilah sampah. Pemisahan dilakukan ke dalam tiga kategori, yaitu organik, anorganik, dan residu. Sampah organik sebagian diolah menjadi kompos dan pakan maggot, anorganik bernilai ekonomi dikumpulkan untuk dijual, sedangkan residu baru diangkut ke TPA.