Jakarta (ANTARA) – Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri sedang membudayakan tanggap darurat dengan menyelenggarakan donor darah sebagai bagian dari Festival Kesehatan BSKDN.
Dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Sabtu, Kepala BSKDN Yusharto Huntoyungo menyatakan bahwa donor darah yang digelar Jumat lalu memiliki makna lebih dalam daripada sekadar kegiatan sosial.
Huntoyungo menjelaskan bahwa acara ini merupakan upaya membangun kesadaran kolektif, agar masyarakat dan Aparatur Sipil Negara (ASN) lebih siap menghadapi berbagai keadaan darurat.
“Ini bukan cuma donor darah, tapi juga edukasi untuk membangun kesadaran bersama tentang budaya berbagi dan menangani darurat. Kita perlu keterampilan agar bisa menghadapi keadaan darurat,” ujarnya.
Huntoyungo percaya bahwa budaya tanggap darurat harus ada tidak hanya di instansi pemerintahan, tapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, dia mendorong agar kegiatan serupa diadakan secara rutin dan dikombinasikan dengan pelatihan keterampilan dasar darurat, seperti pertolongan pertama dan evakuasi mandiri.
Selain itu, Huntoyungo melihat donor darah sebagai cara memperkuat nilai-nilai kemanusiaan yang memberi manfaat langsung bagi masyarakat, baik bagi pendonor maupun penerima.
Dia mencatat bahwa banyak orang membutuhkan darah, seperti korban kecelakaan dan pasien penyakit kronis, sehingga setiap tetes darah yang didonorkan sangat berarti.
“Kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih, terutama kepada calon pendonor yang telah bersedia mendonorkan darahnya untuk tujuan kemanusiaan,” ucapnya.
Berita terkait: BKKBN gelar sunat massal dan donor darah untuk peringati Harganas
Berita terkait: Donor darah yang dipimpin Kedubes AS kumpulkan 943 kantong darah
Penerjemah: Nadia Putri Rahmani, Asri Mayang Sari
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025