Jakarta (ANTARA) – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengundang semua anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk berpartisipasi dalam mengembangkan ekosistem luar angkasa di kawasan ini.
Dalam acara bertajuk “Membangun Ekosistem Luar Angkasa di Asia Tenggara” di Jakarta pada Selasa, Deputi Kebijakan Pengembangan BRIN, Anugerah Widiyanto, menekankan pentingnya membangun sektor luar angkasa yang inklusif dan berkelanjutan di Asia Tenggara.
Acara ini diselenggarakan oleh Sub-Komite ASEAN untuk Teknologi dan Aplikasi Luar Angkasa (SCOSA), Indonesia.
“Setiap peluncuran satelit bukan hanya pencapaian teknis, tapi juga langkah maju untuk menciptkan ekonomi luar angkasa yang kompetitif di Asia Tenggara,” ujarnya.
Dia juga mendorong keterlibatan perusahaan swasta dalam upaya membangun ekosistem luar angkasa di wilayah ini, menyebut itu sebagai kunci untuk mempercepat tugas tersebut.
Indonesia, katanya, telah merasakan manfaat ekonomi luar angkasa sejak 1976 melalui operasi satelit komunikasi di orbit geosinkron (GSO).
Namun, Widiyanto menyatakan BRIN masih menghadapi beberapa tantangan, mulai dari kesenjangan teknologi hingga sumber daya yang terbatas. Ini adalah masalah yang harus diatasi dengan pendekatan multidimensi, termasuk penyusunan regulasi regional, tambahnya.
“Negara-negara anggota ASEAN, sebagai entitas kolektif, masih belum memiliki peraturan yang secara khusus mengatur teknologi luar angkasa yang sensitif,” jelasnya.
Dia kemudian menyerukan kerjasama ASEAN SCOSA dalam hal ini. Dia menekankan lima prioritas utama: pengembangan bakat, penguatan hukum, inovasi teknologi, kemitraan regional, dan pendanaan kolaboratif.
Hal-hal ini diharapkan dapat mendukung terciptanya ekosistem luar angkasa ASEAN yang tangguh.
Sebagai tanggapan, CEO Strategic ASEAN International Advocacy & Consultancy, Shaanti Shamdasani, mengatakan acara SCOSA bisa menjadi forum utama untuk berbagi wawasan, pengalaman, dan pembaruan sektor luar angkasa regional.
Acara ini juga bisa membantu mengidentifikasi celah, tantangan, dan peluang, tambahnya.
“Kami yakin ASEAN berada di posisi yang baik melalui visi kebijakan yang terpadu untuk memimpin dalam membangun ekosistem luar angkasa yang inklusif dan berkelanjutan,” kata Shamdasani.
Acara ini digelar sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Pertemuan Menteri ASEAN tentang Sains, Teknologi, dan Inovasi (AMMSTI) serta Komite Sains, Teknologi, dan Inovasi (COSTI) 2025.
Acara SCOSA, yang menjadi forum utama kerjasama negara-negara ASEAN di bidang sains, teknologi, dan inovasi, berlangsung pada 16–20 Juni 2025 di Jakarta.
Penerjemah: Sean Filo Muhamad, Cindy Frishanti Octavia
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Hak Cipta © ANTARA 2025